Menurut Chaidar, beberapa kali TNI telah memberikan kode kepada kepolisian dan membuka peluang untuk mengerahkan pasukannya membantu Operasi Tinombola.
(Baca juga: Teroris Kelompok Santoso Tersisa 10 Orang, Operasi Tinombala Dilanjutkan)
Hanya saja, polisi hingga kini masih bergeming dan tampak sangat berhati-hati dalam menentukan keputusan. Terlebih, Chaidar juga melihat peristiwa yang terjadi di kawasan Poso dijadikan sebagai arena latihan bagi para anggota kepolisian.
"Pihak tentara menunggu permintaan bantuan. Jadi, kalo ada permintaan bantuan dari polisi baru membantu. Dulu polisi sudah minta dan keliatannya untuk kelanjutannya operasi itu harus diminta lagi. Saya kira ini karena belum adanya revisi UU Antiteror tahun 2003 itu makanya ditahan-tahan terus supaya enggak ada keterlibatan TNI di situ, jadi polisi lebih berhati-hati," paparnya.
Proses penumpasan paham terorisme yang memakan waktu lama pun diyakini dijadikan celah bagi para anggota MIT di bawah komando Ali Kalora untuk merekrut beberapa anggota baru.