BEIJING – Presiden China, Xi Jinping, mengeluarkan peringatan keras kepada Taiwan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis China (PKC) itu menyatakan tidak boleh ada tanah atau daratan yang terpisah dari China. Ia juga yakin negaranya lebih dari mampu untuk menangkal setiap percobaan separatis.
Di hadapan 3.000 orang delegasi parlemen, Xi Jingping menyatakan Beijing siap mendorong reunifikasi yang damai dengan Taiwan. Ia juga berjanji untuk mengupayakan agar warga Taiwan juga dapat menikmati pembangunan yang terjadi di Negeri Tirai Bambu.
“Ini adalah aspirasi bersama semua warga China dan kepentingan dasar mereka untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorial China dan mewujudkan reunifikasi kembali China yang lengkap,” ujar Presiden Xi Jinping, mengutip dari Reuters, Selasa (20/3/2018).
“Segala bentuk tindakan dan tipuan untuk membagi China sudah pasti akan gagal dan mendapatkan kecaman dari warga serta hukuman sejarah. Masyarakat China memiliki keyakinan bersama bahwa tidak dibenarkan dan sangat mustahil untuk memisahkan setiap inci wilayah dari negara kita yang besar,” imbuh pria asal Beijing itu.
Taiwan adalah salah satu isu sensitif di China. Apalagi, Beijing kian mewaspadai Taipei sejak Tsai Ing-wen terpilih sebagai Presiden Taiwan sejak 2016. Perempuan berkacamata itu datang dari Partai Demokratik Progresif yang mendukung kemerdekaan Taiwan sepenuhnya dari China.
Negeri Panda menuduh Tsai Ing-wen ingin mendorong adanya kemerdekaan secara formal dari China yang merupakan garis batas bagi pemerintah pusat. Kendati demikian, Tsai Ing-wen menegaskan dirinya berkomitmen penuh untuk menjaga status quo serta mendorong adanya perdamaian.
Salah satu upaya China untuk mengontrol Taiwan adalah dengan menggelar latihan militer di sekitar pulau tersebut. Xi Jinping beralasan, peningkatan latihan militer bukan ancaman bagi negara manapun, termasuk Taiwan yang hingga saat ini dianggap oleh China sebagai provinsi, alih-alih negara merdeka.
“Hanya mereka yang memiliki kebiasaan mengancam yang akan melihat pihak lain sebagai ancaman,” ucap Presiden China Xi Jinping.
(Wikanto Arungbudoyo)