BALIKPAPAN - Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan Balikpapan mencatat terdapat 162 nelayan yang tidak dapat melaut akibat tumpahan minyak sejak Sabtu 31 Maret lalu. Dampak tumpahan minyak yang mencemari perairan Teluk Balikpapan mengakibatka nelayan mengganggur sementara waktu.
“Mereka banyak tersebar di nelayan Balikpapan Barat Kampung baru yang paling banyak dan sebagian kecil di wilayah Pasar Baru dan Markoni Balikpapan Kota. Ada 162 kapal yang tidak bisa melaut karena daerah tangkapan di situ. Keramba 18, renggek ada 15 yang terkena minyak sehingga dibersihkan,” ungkap Kepala dinas Pertanian Keluatan dan Perikanan (DPPP) Balikpapan Yosmianto usai rapat kordinasi dengan muspida Balikpapan, Selasa (3/4/2018).
Yosmianto menyebutkan selain 162 nelayan juga terdapat renggek sebanyak 15 dan Keramba sebanyak 18 terkena tumpahan minyak. Sehingga mereka harus bekerja keras melakukan pembersihan kembali. Seperti diketahui, nelayan Balikpapan rata-rata memiliki kapal berukuran 2-5 Gross Ton (GT) atau kapal kecil.
(Baca Juga: Teluk Balikpapan Tercemar Minyak, Pemkot Usulkan Laut Disedot)
“Tentu kalau nelayan tidak melaut nelayan tidak dapat ikan. Tapi kan masih terpenuhi kebutuhan ikan karena kan banyak juga ikan dari luar Balikpapan. Jadi pasokan ikan biasa saja,” jelasnya.
Mengenai dampak pencemaran lingkungan ini berpengaruh pada ikan-ikan yang ada, menurutnya hal itu belum dapat dijawab karena harus dilakukan uji lebih jauh.
“Daerahnya di pesisir cuma kita belum tahu seberapa jauh dampak ikan akibat tumpahan minyak itu. Kita belum ambil sampel, nanti kita akan ambil sampelnya,” jelasnya.
Hanya saja pihaknya mengkhawatirkan tumpahan minyak ini jika tidak segera dibersihkan akan menyebar ke wilayah timur yang juga banyak terdapat nelayan di Manggar, Balikpapan Timur. Selain itu di wilayah timur, terdapat budidaya rumput laut.
(Baca Juga: Pemkot Balikpapan Tetapkan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut)
“Khawatirnya jangan sampai ke timur dan berharap kerjanya cepat dalam melakukan pembersihan. Di sana ada budidaya rumput laut yang dikembangkan nelayan. Tapi sejauh ini masih sampai belakang bandara Sepinggan lama,” tukasnya.
Dari pantaun sejumlah daerah pesisir seperti Banua Patra, Melawai, Semayang dan Kamping Baru, keberadaan tumpahan minyak sudah turun drastis. Ketebalan minyak mulai berkurang banyak, karena mulai hari ini tim penanggulangan tumpahan minyak menurunkan dua unit oilboom dengan empat kapal menangkat minyak di perairan teluk Balikpapan.
(Khafid Mardiyansyah)