4. Jalur Utama Pantura Surabaya - Semarang
Jembatan Babat tersebut berada di jalur pantura utama yang menghubungkan jalur Surabaya - Semarang maupun sebaliknya.
Meski ada jalur utama lainnya yang melintasi Brondong, Paciran, hingga di Sedayu, Gresik. Jalan tersebut menjadi alternatif kendaraan - kendaraan baik truk, bus, mobil pribadi, dan lainnya melintasi menuju Surabaya atau sebaliknya ke Tuban.
Kontur jalan yang lebar dibandingkan jalur utara melalui Brondong menjadi salah satunya. Selain itu, ruas jalan Babat - Lamongan - Surabaya juga jarang terjadi kemacetan kecuali di beberapa titik lampu merah dan persimpangan kereta api.
5. Sering Bunyi 'Kriyek - Kriyek'
Meski BBPJN Wilayah VIII mengklaim konstruksi jembatan tak ada yang perlu diganti. Namun dari pantauan beberapa kali melintasi jembatan tersebut seolah berbunyi 'kriyek - kriyek' dan bergetar. Getaran ini kian terasa bila ada truk dengan tonase besar melintasi jembatan tersebut.
"Sering lewat sini. Saya kalau ke Pasar Babat lebih memilih lewat jembatan ini. Memang kerasa bergoyang hebat bersamaan dengan truk atau bus. Jembatan juga sering bunyi kriyek - kriyek," ujar Suparman, salah seorang pengendara sekaligus pedagang di Pasar Babat.
Ia menambahkan meski agak khawatir jarak tempuh yang singkat membuat ia tetap memilih menyebrangi jembatan dibandingkan menggunakan jalan lain.