Selain itu, massa juga menganggap Pilkada di kota Makassar penuh dengan permainan politik yang kotor. Sehingga warga dipertontonkan dengan pesta demokrasi yang rusak. Padahal Makassar dikenal dengan tempatnya para petarung bukan tempatnya para penjegal.
Dari pantauan, tampak puluhan aparat kepolisian berjaga-jaga, baik dari Satlantas dan Patmor. Bahkan satu unit mobil water canon juga disiapkan untuk menghalau massa jika terjadi insiden keos.
(Baca Juga: Pengibaran Bendera Setengah Tiang di Sulsel, Kapolda: Itu Hak untuk Sampaikan Aspirasi)
(Erha Aprili Ramadhoni)