MADRID – Kelompok separatis Basque, ETA telah membubarkan diri dan sepenuhnya membongkar seluruh strukturnya sekaligus mengakhiri perang gerilyanya yang telah berlangsung selama lima dekade dan menelan ratusan korban jiwa. Pengumuman pembubaran itu disampaikan dalam surat bertanggal 16 April yang dipublikasikan surat kabar online El Diario pada Rabu.
"ETA telah sepenuhnya membubarkan semua strukturnya dan mengakhiri inisiatif politiknya," demikian isi surat yang menurut El Diario telah dikirimkan ke beberapa organisasi Basque sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (3/5/2018).
ETA akan secara resmi membubarkan diri dalam sebuah acara resmi pekan ini, mengakhiri upaya berdarah mereka untuk memisahkan diri dan mendirikan negara merdeka di utara Spanyol dan selatan Prancis.
BACA JUGA: Kelompok Separatis Spanyol, ETA Umumkan Pembubaran Diri pada Mei
Euskadi Ta Askatasuna yang berarti Tanah Air dan Kebebasan dalam bahasa Basque dibentuk pada 1959 dengan tujuan memperoleh kemerdekaan untuk Basque. Kelompok speratis itu menyatakan gencatan senjata pada 2011 dan meletakkan senjatanya pada April 2017 sekaligus menutup salah satu pemberontakan bersenjata terbesar di Eropa.
Dalam suratnya, ETA mengungkapkan bahwa keputusan tersebut bertujuan untuk “menghilangkan situasi yang ada sejak satu dekade lalu dan membangun masa depan dari titik yang baru”. Surat itu merupakan lanjutan dari permintaan maaf ETA pada para korbannya yang disampaikan bulan lalu.

Surat itu juga menyatakan bahwa meski ETA telah membubarkan diri, perjuangan untuk kemerdekaan Basque tidak berakhir.
"Konflik tidak dimulai dengan ETA dan itu tidak selesai pada akhir perjalanan ETA," demikian pernyataan dalam surat tersebut.
Pembubaran ETA ditanggapi dengan reaksi beragam dari rakyat Spanyol. Sebagian merasa lega sementara sebagian lainnya mengungkapkan kemarahan.
“Saya tidak percaya akhir dari ETA karena ada banyak kematian yang belum terungkap, banyak pembunuhan yang belum pernah dijernihkan, banyak korban yang belum mendapatkan kompensasi,” kata Carmen seorang warga Spanyol yang tinggal di San Sebastian, Basque.

Aksi-aksi ETA marak pada 1960-an di tengah kekuasaan rezim Diktator Jenderal Franco dengan pembunuhan terhadap politisi dan pengeboman. Serangan-serangan tersebut terus berlanjut selama beberapa dekade setelahnya, termasuk ledakan bom di pasar di Barcelona yang menewaskan seorang perempuan hamil dan dua anak-anak.
Juru Bicara Pemerintah Spanyol, Mendez de Vigo mengatakan bahwa Spanyol akan terus memburu tersangka kejahatan yang dikaitkan dengan ETA.
“Kami tidak akan pernah menutup mata terhadap para teroris ini dan kami tidak akan pernah tunduk. Mereka harus tahu bahwa mereka harus membayar untuk kesalahan mereka dan tidak akan ada kekebalan hukum. Sebelum dan sesudah pernyataan ini, mereka akan dikejar di mana pun mereka berada, ” kata de Vigo.
(Rahman Asmardika)