Sementara Tim Humas BNPB mengenalkan rambu kebencanaan sebelum sesi pemutaran film mengenai tsunami. Rambu yang diperkenalkan terkait potensi yang ada di wilayah Pangandaran, seperti longsor, banjir, gempa, dan tsunami.
"Anak-anak luar biasa, mereka ternyata sangat menyadari rambu yang ada di sekitar mereka. Ketika dimunculkan foto rambu evakuasi, titik kumpul dan rambu ancaman tsunami, mereka tahu betul bahwa foto-foto itu diambil di wilayahnya," ujar Yanuarto, pranata Humas BNPB, di SD Negeri Purbahayu 1, Pangandaran.
Sebelum mengakhiri kegiatan dengan simulasi gempa dan evakuasi saat terjadi kebakaran, anak-anak dari SD Negeri 1, 2, 3 Purbahayu serta SDN Pager Gunung menyimak dongeng bertema bencana gempa bumi dari pendongeng Kak Ojan.
Melalui dongeng, Kak Ojan tidak hanya mengajak anak-anak berinteraksi, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan kebencanaan, khususnya dalam konteks bencana gempa bumi. Rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari program BNPB Mengajar yang bertujuan membangun budaya sadar bencana dan slogan #siapuntukselamat.
Pinggiran pantai di wilayah Pangandaran terhantam tsunami pada 17 Juli 2006 setelah gempa bumi bermagnitudo 7,7 skala Richter terjadi di lepas pantai Pangandaran. Sebanyak 668 orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka akibat tsunami ketika itu.