TEL AVIV – Pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benyamin Netanyahu telah mendorong Amerika Serikat (AS) untuk memangkas sumbangan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Media Israel, Haaretz melaporkan, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran pejabat keamanan Israel mengenai kemungkinan terjadinya pemberontakan oleh warga Palestina.
Keputusan pemerintah AS yang dijalankan oleh Donald Trump untuk memangkas bantuan ekonomi untuk Palestina, mengurangi pendanaan UNRWA dan mungkin mendefinisikan kembali status sebagian besar pengungsi Palestina, memiliki potensi untuk meningkatkan ketegangan di wilayah itu secara signifikan.
BACA JUGA: AS Resmi Potong Rp866 Miliar dari Dana Bantuan Pengungsi Palestina
Berdasarkan keterangan dari kantor perdana menteri Israel yang dilansir Middle East Monitor, Selasa (28/82/2018) keberadaan UNRWA terus berlanjut membuat masalah pengungsi yang ingin dihilangkan oleh Israel terus muncul. Hukum internasional memperjelas bahwa semua pengungsi, tak terkecuali pengungsi Palestina, berhak untuk kembali ke tanah air mereka.
Keanggotaan Israel di PBB bersyarat pada izin bagi para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka. Langkah AS untuk mendefinisikan kembali para pengungsi akan mengurangi jumlah mereka dari 5 juta saat ini menjadi sekitar 500.000 orang.