Kerry Kennedy, aktivis HAM mengemukakan melalui Skype, "Kami mendengar berbagai cerita mengerikan. Perempuan-perempuan berbicara tentang diperkosa oleh banyak anggota militer, mereka melihat bayi-bayi dilempar ke api unggun yang berkobar, kami mendengar tentang polisi yang menembak anak-anak sewaktu mereka melarikan diri, benar-benar kejahatan yang mengerikan."
Karim, pengungsi Rohingya dari Myanmar mengatakan bahwa kekerasan itu disengaja. Ia mengemukakan, "Ini adalah diskriminasi terhadap warga Rohingya dan mereka berencana mengusir Rohingya keluar dari Myanmar."
Myanmar telah membantah tuduhan-tuduhan pembersihan etnis secara sistematis. Duta Besar Myanmar untuk Amerika Serikat U Aung Lynn mengatakan, "Sejak awal kami telah menolak misi pencarian fakta yang dimandatkan oleh Komisi HAM PBB. Saya dapat katakan bahwa militer melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, sesuai dengan pedoman perilaku."
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, yang dianggap sebagai panutan moral dan pemimpin de facto Myanmar, juga dikecam karena kebungkamannya mengenai penderitaan Rohingya.