PARA pemimpin Iran menuduh negara-negara Teluk yang didukung AS berada di balik serangan terhadap parade militer di Ahvaz, sementara ISIS dan kelompok separatis Arab Sunni mengaku pula sebagai pelaku.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan itu merupakan ulah 'boneka-boneka AS' yang sedang mencoba 'menciptakan ketidakamanan" di Iran.
Sebelumnya sebuah kelompok Arab anti-pemerintah Iran, Perlawanan Nasional Ahvaz, dan kelompok yang menamaan diri Negara Islam (ISIS) mengklaim serangan itu. Namun, tidak ada yang memberikan bukti keterlibatan mereka.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Javad Zarif mengatakan pelaku serangan adalah "teroris yang dibayar oleh rezim asing", dan bahwa Iran percaya bahwa 'sponsor teror regional dan AS sebagai majikan mereka adalah pihak yang bertanggung jawab".
Dalam peristiwa Sabtu (22/9), Sejumlah pria bersenjata menembaki tentara dan pejabat Garda Revolusi, saat parade militer di kota Ahvaz, menewaskan 25 orang termasuk seorang anak.
Iran telah memanggil diplomat dari Inggris, Belanda, dan Denmark, yang menurut mereka telah melindungi kelompok-kelompok oposisi Iran, kata kantor berita Iran, Irna.
"Tidak dapat diterima bahwa kelompok-kelompok ini tidak terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa karena mereka tidak melakukan serangan teroris di Eropa," kata juru bicara kementerian luar negeri Bahram Qasemi.
Menurut berbagai laporan, separuh dari mereka yang tewas adalah anggota Garda Revolusi, yang berada di bawah komando Khamenei.
Khamenei tidak menyebutkan "negara-negara regional" yang dia yakini berada di balik serangan itu.
Namun Iran sebelumnya menuduh saingan mereka di kawasan,Arab Saudi, mendukung kegiatan separatis di antara minoritas Arab Iran.
Apa yang terjadi?
Kantor berita Fars mengatakan serangan mulai dilancarkan pukul 09:00 waktu setempat (12:30 WIB), berlangsung sekitar 10 menit, dan tampaknya melibatkan empat pria bersenjata.