PERAN TNI kini kian dekat dengan masyarakat. Jika dulunya TNI melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP), kini tugas TNI lebih kepada Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dengan mengerjakan tugas di luar perang seperti memberikan bantuan, tugas kemanusiaan dan tugas perdamaian.
Tak ayal jika kini TNI menjadi lembaga yang paling dipercaya oleh masyarakat, berdasarkan sejumlah hasil survei yang ada. Keberhasilan mendapatkan kepercayaan itu seyogianya terlihat dari peran TNI yang kini langsung terjun membantu masyarakat dalam berbagai kondisi, termasuk saat terkena bencana.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sebuah videonya terkait gempa disusul tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mengenang saat musibah gempa dan tsunami dahsyat menghantam Aceh dan Nias pada 2004. Bencana yang melumpuhkan Aceh itu kemudian ditetapkan sebagai bencana nasional, seluruh pihak ikut berjibaku dalam tanggap darurat, termasuk TNI.
Bisa dibilang, saat itu TNI meninggalkan operasi militer melawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan mengutamakan hal yang lebih penting yakni urusan kemanusiaan. SBY mengatakan “TNI siang malam membantu angkuti jenazah, selamatkan yang bisa diselamatkan dan akhirnya tanggap darurat bisa dilakukan".
(Baca juga: Solid Bersama TNI, Jokowi Bergerak Cepat Atasi Gempa Palu dan Donggala)
Kini peran TNI kembali terlihat saat menangani gempa yang menghantam Lombok kemudian gempa dan tsunami Palu dan Donggala pada 2018. Saat gempa Lombok, TNI menerjunkan 2.607 personel dari TNI AU, AD dan AL. TNI juga memberangkatkan kapal rumah sakit KRI dr Soeharso dari Komando Armada II Surabaya sebagai rumah sakit terapung bagi korban gempa.

Selain itu, TNI juga mengerahkan pasukan khusus konstruksi seperti batalyon Zeni Konstruksi, kehadiran para pasukan ini bertujuan untuk membersihkan puing-puing rumah dan memperbaiki sarana dan prasarana umum yang rusak akibat gempa.
TNI juga menurunkan tim psikologi yang bergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu untuk memulihkan trauma psikologis bagi warga yang menjadi korban gempa bumi. Lalu, TNI juga membantu warga Lombok yang kesusahan air bersih.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan meminta TNI menjangkau desa-desa yang terisolir di Gunung Rinjadi. "Saya sudah perintahkan kepada Panglima TNI supaya diselesaikan masalah yang ada karena juga di sini sebenarnya standby empat heli yang bisa digunakan," kata Jokowi, Selasa 14 Agustus 2018.
Pada gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, TNI berangkat membawa 80 ton bantuan logistik serta alat kesehatan. Bantuan logistik berupa sembako serta obat-obatan juga dikirim menggunakan dua truk melalui jalur darat dengan jarak tempuh mencapai 900 kilometer.
Sebanyak 1.273 personel TNI membawa 360 orang relawan dan materiil berupa 25 unit truk, 17 unit kendaraan kecil, 3 unit ambulans, 1 unit weight lift, 1 unit crane dan 46 unit motor. Selain itu, KRI Makassar-590 juga mengangkut bantuan logistik yang akan disalurkan kepada korban gempa.
(Baca juga: Cegah Penjarahan, TNI Kirim Ribuan Pasukan ke Palu dan Donggala)
Sama halnya dengan Lombok, Jokowi juga menelefon Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk mengangani keadaan darurat, baik pencarian korban, evakuasi mapupun penhyiapan kebutuhan dasar.
Bahkan saat meninjau penanganan bencana di Palu, Minggu 30 September 2018, Jokowi terlihat gagah mengenakan jaket TNI. Menurut Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati, jaket loreng TNI yang dikenakan Presiden Jokowi merupakan bentuk penghargaan presiden kepada institusi TNI dalam aksi cepatnya menanggulanggi bencana di Palu dan Donggala.

Hal yang Positif
Lembaga Swadaya Masyarakat Imparsial menyatakan operasi militer selain perang (OMSP) yang dilakukan TNI dalam membantu korban bencana gempa bumi di Palu dan Donggala merupakan langkah yang sangat positif.
Menurut Direktur Imparsial Al Araf, di tengah keterbatasan kapasitas sipil dan situasi darurat, pelibatan TNI memang dimungkinkan sebagai bagian dari operasi militer selain perang, seperti ditulis Antara, Kamis (4/10).