Namun Al Araf menilai alangkah lebih baik jika Presiden Jokowi membuat keputusan presiden (Keppres) tentang pelibatan militer dalam penanganan bencana alam di Sulawesi Tengah (Sulteng). Pembuatan keppres sebagai dasar legal untuk menentukan sampai kapan pelibatan militer dalam operasi kemanusiaan tersebut.
"Semua ini karena berkaitan dengan tujuan pelibatan, kekuatan militer yang digunakan, serta dukungan anggaran yang dibutuhkan," kata Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri di tempat yang sama.
(Baca juga: TNI-Polri Terus Upayakan Buka Akses Jalan Menuju Palu dan Donggala)
Menurut Gufron, keppres tidak hanya sebatas untuk memenuhi aturan dalam UU TNI Nomor 34/2004 (pasal 7 ayat 2 dan ayat 3). Tetapi juga sebagai kejelasan operasional dalam pelaksanaan tugas operasi militer selain perang dalam penanganan bencana alam. Semua dilakukan agar operasi itu dapat berjalan secara efektif dan efisien.
TNI di ‘Kubangan’ Bencana
Selain tsunami Aceh, gempa di Lombok dan Palu-Donggala, TNI sudah melakukan banyak aksi kemanusiaan di sejumlah bencana alam yang menimpa Indonesia.
Gempa Yogyakarta 2006 - Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gempa ini menelan korban jiwa 6.234 orang dan merusak berbagai bangunan dan situs berserjarah.

TNI AD mengerahkan 6.804 prajuritnya. Kegiatan para prajurit TNI AD ini mengevakuasi korban, membersihkan puing-puing rumah hingga mendistribusikan logistik ke tempat pengungsian. Evakuasi korban, pembersihan puing-puing dan pengobatan juga dilakukan oleh 494 personel Kopassus di Piyungan, Imogiri, Sewon, Trirenggono dan Kabupaten Bantul.
Gempa Sumatera Barat 2009 – Bencana yang terjadi pada 30 september 2009 dengan kekuatan 7,3 SR itu menewaskan 1.117 orang tewas. Sekira 2.700 personel TNI diturunkan untuk membantu mengevakuasi korban serta membawa peralatan yang diperlukan seperti ambulans, penjernih air, truk, tangka minyal dan peralatan lainnya.
Bencana Kelaparan Pulau Seram Maluku 2018 - Ratusan warga suku pedalaman di Maluku Tengah mengalami musibah kelaparan. TNI langsung bergerak membawa bantuan bahan makanan dan obat obatan kepada warga suku terasing itu.
Prajurit menempuh perjalanan selama 8 jam dengan berjalan kaki untuk membawa 40 dus mi instan, 44 karung beras serta obat-obatan.
(Qur'anul Hidayat)