WAKIL Presiden Jusuf Kalla (JK), Jumat 12 Oktober 2018, untuk kedua kalinya datang ke Palu, Sulawesi Tengah, pascagempa berkekuatan 7,4 skala Richter (SR) dan terjangan gelombang tsunami yang meluluhlantakkan sebagian kota ini pada akhir September lalu.
Kali ini ia tidak sendiri. JK ditemani Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva.
Mereka melihat langsung dampak gempa di salah satu lokasi terburuk, yaitu di permukiman Balaroa di Palu Barat. Lebih dari 770 rumah ambles ke dalam tanah akibat likuefaksi. Mereka juga datang ke Pantai Talise yang tersapu tsunami.

Sebelum datang ke Balaroa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menjelaskan wilayah yang terdampak gempa dan upaya yang telah dilakukan pascagempa. Ia mengatakan penanganan darurat hingga kini masih berlangsung dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah memperpanjang status tanggap darurat hingga 26 Oktober.
Selain datang ke Balaroa, rombongan Wapres JK juga mengunjungi RSU Anutapura yang kini terpaksa merawat pasien-pasien di halaman rumah sakit karena sebagian gedung mengalami keretakan dan tidak aman dihuni. Lokasi pengungsian di Lapangan Vatulemo yang terletak di depan Kantor Wali Kota Palu adalah lokasi terakhir yang dikunjungi.
Hunian Sementara Akan Dibangun dalam 2 Bulan
JK mengatakan pemerintah telah menetapkan target dua bulan untuk mendirikan hunian sementara bagi warga yang terdampak gempa agar kondisi mereka berangsur pulih. "Akan dibangun segera. Paling lambat dua bulan semua yang di tenda-tenda sudah dipindahkan ke hunian sementara," ujarnya kepada wartawan.
Soal lokasi hunian sementara itu akan diputuskan oleh Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Wali Kota Palu Hidayat.

Sekjen PBB Tunjukkan Solidaritas kepada Warga Terdampak Gempa
Sementara Sekjen PBB Antonio Guterres, yang sebelum datang ke Palu sempat menghadiri forum "Panel Antar-Negara terkait Perubahan Iklim" IPCC di Bali, mengatakan bakal selalu bersama masyarakat Indonesia, khususnya warga Sulawesi Tengah.
"Mustahil kita tidak merasa sedih ketika melihat kehancuran sebagaimana yang kita saksikan ini. Tetapi ini saat untuk menunjukkan dan saya ingin melakukannya atas nama PBB, dan saya yakin seluruh masyarakat internasional, solidaritas penuh kepada warga Sulawesi dan rakyat Indonesia, dan kekaguman yang sangat besar atas ketahanan yang ditunjukkan warga yang terdampak gempa ini. Keberanian dan semangat solidaritas mereka sungguh luar biasa," demikian pernyataan Guterres di Balaroa yang dikeluarkan oleh markas besar PBB di New York.