Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lelucon "Tampang Boyolali", Prabowo Dianggap Tak Pahami Budaya Indonesia

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Selasa, 06 November 2018 |16:25 WIB
Lelucon
Prabowo Subianto saat hadiri kampanye damai di Monas, Jakarta. Foto/Okezone
A
A
A

Foto: Okezone/Heru Haryono

Ia berharap semua pihak bisa mengambil dari pelajaran tersebut “Di dalam politik disiplin berbicara dan pemahaman kuktur bangsa itu sangat penting.”

Hasto menjelaskan, dalam kontestasi politik yang bermartabat, isu terkait perbedaan kelas antara tampang kaya yang bisa masuk hotel, yang dikontraskan dengan lainnya, sebaiknya tidak perlu dilakukan.

 Baca: Bergabungnya Yusril Dinilai Jadi Bukti Jokowi Tidak Anti-Islam

Baca: Prabowo Bingung Candaan soal "Wajah Boyolali" Dipersoalkan

Pemimpin, kata dia, terlebih calon presiden, seharusnya menampilkan gagasan positif bagaimana menggelorakan harkat dan martabat rakyatnya, sehingga meskipun secara lahir nampak biasa, namun punya kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.

“Gaya keras pidato Pak Prabowo dengan model kontrasting kelas kaya dengan sebaliknya adalah kemunduran kualitas demokrasi. Pak Prabowo harus paham bahwa menjadi petani, pedagang pasar, tukang jamu, bahkan tukang sapu adalah kerja yang bermartabat selama dilakukan dengan penuh rasa percaya diri,” ujar Hasto.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement