Samuel Fonki, pemimpin Gereja Presbiterian yang merundingkan pembebasan, membenarkan bahwa semua sandera sudah dibebaskan.
Militer serta Fonki menyalahkan kalangan separatis berbahasa Inggris atas penculikan tersebut. Menghadang anak-anak yang berangkat ke sekolah adalah taktik yang disukai para pemberontak bersenjata, yang mengatakan bahwa sekolah digunakan untuk menyebarkan propaganda pemerintah.
Seorang juru bicara kelompok separatis membantah tudingan itu dan mengatakan bahwa tentara Kamerun-lah yang melancarkan aksi penculikan.
(Rahman Asmardika)