RIYADH - Anggota keluarga kerajaan penguasa Arab Saudi dilaporkan tengah melakukan provokasi untuk mencegah Putra Mahkota Mohammed bin Salman menjadi raja setelah munculnya skandal internasional terkait pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Beberapa sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan mengatakan, puluhan pangeran dan sepupu MbS, julukan dari sang putra mahkota, telah menuntut dilakukannya perubahan terhadap garis suksesi takhta Arab Saudi.
Sumber pejabat Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu dekat Arab Saudi telah mengindikasikan kepada penasihat kerajaan bahwa mereka akan mendukung Pangeran Ahmed bin Abdulaziz yang menjabat sebagai wakil menteri dalam negeri selama hampir 40 tahun sebagai penerus potensial Raja Salman bin Abdulaziz.
BACA JUGA: CIA Sebut Putra Mahkota Saudi Bertanggung Jawab Atas Kematian Khashoggi
Menyusul munculnya reaksi keras dunia internasional terkait kematian Khashoggi, puluhan pangeran dan sepupu dari cabang-cabang kuat dari keluarga Al Saud ingin melihat perubahan dalam garis suksesi. Namun, menurut beberapa sumber yang dilansir Al Jazeera, Rabu (21/11/2018), mereka tidak akan bertindak saat Raja Salman, ayah dari sang putra mahkota masih hidup.
Mereka mengerti bahwa sang raja kemungkinan tidak akan bertindak terhadap putra kesayangannya.
Sebaliknya, mereka mendiskusikan dengan anggota keluarga lain mengenai kemungkinan menempatkan Pangeran Ahmed di takhta setelah kematian Raja Salman. Pangeran Ahmed yang berusia 76 tahun adalah satu-satunya saudara Raja Salman yang masih hidup sehingga dia akan dengan mudah mendapatkan dukungan dari anggota keluarga kerajaan, aparat keamanan dan Barat.