
Selain itu, Solihin meyakini bahwa dalam sikap politik, Yusril juga akan tetap meminta masukan dari DPW dan DPC PBB se-Indonesia sebagai pertimbangan untuk menentukan arah dukungan PBB di pilpres.
"Bang Yusril ini bukan tipe ketum partai yang arogan dan otoriter, walaupun dia telah diberikan wewenang penuh tapi dia tetap meminta saran dan masukan dari pengurus partai. Saran dan masukan itu yang baru akan diputuskan setelah PBB menggelar rakornas pada Januari tahun depan," kata Solihin.
Solihini menambahkan, setelah diputuskan, misalnya mendukung Jokowi, maka diyakini kader PBB di akar rumput akan patuh dengan putusan DPP. Hal itu juga berlaku jika dukungan jatuh ke Prabowo.
Kendati begitu, jika nanti ada kader yang berbeda padangan, maka hal itu dianggap hal yang biasa dalam sebuah organisasi. "DPP tentu akan hargai itu. DPP juga tidak akan serta merta memecat kader partai yang tak sejalan dengan putusan DPP," tutupnya.
(Qur'anul Hidayat)