BEKASI - Keberadaan wahana odong-odong di era modernisasi saat ini, masih bisa dijumpai di berbagai daerah di tanah air. Bahkan, pembuatan wahana favorit anak-anak ini, bisa dikatakan semakin maju mengikuti perkembangan zaman.
Sebut saja odong-odong yang awalnya diketahui hanya dikayuh sambil berkeliling, kini banyak yang sudah mengalami modifikasi sebagai bagian dari strategi pemasaran. Mulai dari odong-odong berbentuk mobil dan kereta mini yang beroperasi di jalan-jalan umum, sampai odong-odong matic yang biasa beroperasi di depan minimarket.
Jika odong-odong berbentuk mobil dan kereta mini menggunakan sepeda motor roda tiga yang telah dimodifikasi, odong-odong matic justru lebih sederhana karena hanya menggunakan dinamo sebagai tenaga penggerak untuk berputar-putar.
Karena terbilang praktis dan tidak memakan tenaga berlebih, banyak pemilik yang lebih memilih menggunakan odong-odong jenis matic untuk dioperasikan. Pun demikian, tak sedikit pula yang masih setia dengan odong-odong jenis mobil dan kereta mini.
Seperti Nurdin, warga Kampung Rawa Bambu, Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, yang memiliki dua odong-odong jenis kereta mini. Kedua odong-odong ini sehari-harinya diserahkan Nurdin kepada orang lain untuk dikelola, dengan biaya setoran Rp80ribu per hari.