TOKYO – Lebih dari 75.000 orang hadir dan memberikan penghormatan kepada Kaisar Jepang, Akihito yang menginjak usia 85 tahun pada Minggu, 23 Desember. Ulang tahun kali ini adalah ulang tahun terakhir Sang Kaisar sebelum turun takhta tahun depan.
Ulang tahun kaisar secara tradisional ditandai dengan hari libur nasional dan pidato di istana, yang dibuka untuk umum pada hari itu.
BACA JUGA: Alami Cerebral Anemia, Kaisar Jepang Akihito Diistirahatkan
Menurut keterangan Badan Rumah Tangga Kekaisaran, kerumunan 75.490 orang yang berkumpul untuk memberikan penghormatan mereka kepada Kaisar Akihito adalah jumlah hadirin ulang tahun terbesar selama tiga puluh tahun masa kekuasaan Sang Kaisar, yang dikenal sebagai era Heisei atau era “pencapaian perdamaian”.
Kaisar Akihito yang diapit oleh istrinya, putra tertua Naruhito dan anggota keluarga kekaisaran lainnya berbicara kepada para simpatisannya dari balkon. Mereka yang berkumpul mengibarkan bendera Jepang dan memegang ponsel pintar untuk mengabadikan peristiwa itu.
"Pikiran saya ditujukan kepada mereka yang kehilangan anggota keluarga atau mereka yang dekat dengan mereka, atau telah menderita kerusakan dan yang hidupnya saat ini terganggu," kata Kaisar Akihito dalam pidatonya, merujuk kepada para korban bencana alam yang terjadi di Jepang pada tahun lalu sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (23/12/2018).
Kaisar Akihito, yang telah menjalani operasi jantung dan perawatan untuk kanker prostat, dijadwalkan mengundurkan diri pada 30 April, menyerahkan Takhta Bunga Krisan kepada Putra Mahkota Naruhito yang berusia 58 tahun.
Dia menjadi Kaisar Jepang pertama yang turun takhta sejak 1817.
BACA JUGA: Kaisar Jepang Akihito Akan Turun Takhta Pada 30 April 2019
Meskipun ia tidak dapat secara langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah, para pengamat menilai Kaisar Akihito telah menciptakan kesadaran yang lebih luas tentang masa lalu Jepang yang diwarnai peperangan, di sepanjang masa pemerintahannya yang simbolis.
Dalam komentar yang disampaikan kepada media menjelang ulang tahunnya, Kaisar Akihito mengatakan "penting untuk tidak melupakan bahwa banyak nyawa yang hilang dalam Perang Dunia Kedua ... dan untuk menyampaikan sejarah ini secara akurat kepada mereka yang lahir setelah perang".
Follow Berita Okezone di Google News
(dka)