Pangi membandingkan saat Prabowo dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Prabowo harus menelan pil pahit dengan mendapat sentimen negatif dari publik sebagai akibat salah dalam menentukan sikap. “Artinya, sentimen negatif publik terhadap isu sangat tinggi dan dapat dipastikan akan merugikan Prabowo. Begitu juga dalam isu-isu lain seperti Tampang Boyolali yang sentimen negatif terhadap citra Prabowo, bahkan bisa mengerus elektabilitas sang penantang.”
Baca: Sekjen Perindo: Komitmen Pak Jokowi Memperkuat KPK Tak Perlu Diragukan
Baca: Polri: Penyebar Hoaks 7 Kontainer Surat Surat Tercoblos Dijerat Pasal Berlapis!
Sementara untuk kubu Jokowi, sikap reaktif dan reaksioner terhadap sebuah isu dan kritik oposisi juga berdampak negatif. “Politik Sontoloyo misalnya direspon negatif dengan tingkat ketidak-sukaan hasil riset voxpol center mencapai 65 persen,” ungkap Pangi.
Namun di sisi lain, ketika pemerintah fokus pada kinerja, memakai kaca mata kuda dan tak terpancing, justru publik memberikan respon positif, hal ini bisa dilihat dalam baberapa isu utama seperti penyelenggaraan Asian Games, kunjungan ke korban gempa dan Tsunami Palu, kunjungan ke korban gempa Lombok dan kunjungan Tsunami Selat Sunda.
Kubu Prabowo juga mendapat insentif secara tidak langsung dari beberapa isu yang dianggap sebagai kelemahan pemerintah, isu tersebut di antaranya kurs Rupiah yang sempat menyentuh angka Rp 15.000, kasus pembakaran bendera HTI sampai aksi reuni 212.