Kamis 11 Januari malam, seekor gajah pejantan kembali ke Desa Blang Tengku dan mengobrak-abrik tanaman muda, batang kelapa, dan pinang ditumbangkan hingga menimpa rumah masyarakat. Beruntung tidak ada korban jiwa.

Suasana perkampungan mereka akhir-akhir ini mencekam, kata Samsirman. Sebab, amukan satwa gajah sudah berlangsung lama dan warga tidak berani keluar rumah saat malam karena satwa dilindungi undang-undang tersebut masih berkeliaran.
"Gajah yang selama ini bermain, sudah seperti `warga kami`, dia mondar-mandir, menampakkan diri. Saya sering bertemu di jalan saat pulang dari masjid menuju rumah, tiba-tiba saja di tengah jalan dia berdiri, siapa berani usir," keluhnya.
Bukan hanya pohon dan rumah yang menjadi sasaran amukan gajah liar di kawasan tersebut. Tanaman palawija serta tanaman padi tidak bisa tumbuh dengan baik karena menjadi santapan satwa gajah yang terdeteksi masih di kawasan itu.