"Tapi saya seneng itu realita. Ini sudah waktunya Negara untuk memberi prioritas bahwa bencana ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Dia pun mendukung dengan wacana debat capres-cawapres tentang gagasan untuk penanggulangan bencana. Apalagi, wilayah kerjanya Jawa Tengah juga tak luput dari ancaman beragam bencana mulai tsunami, letusan gunung berapi, gempa bumi, longsor, banjir, kebakaran hutan, hingga kawah gas beracun.
“Harapannya, dari para calon presiden harus sensitif pada posisi Indonesia di ring of fire. Bagaimana komitmen seorang calon presiden - wakil presiden untuk bisa mitigasi secara masif seluruh masyarakat. Terutama untuk tsunami, kemudian gunung berapi, ketiga baru yang lain. Yang mematikan kan tsunami dan gunung api,” terang dia.
(Baca Juga: Eks Angota KPU: Kisi-Kisi Membuat Debat Berjalan Landai dan Monoton)
Ia meminta petugas BPBD memiliki kapasitas yang layak untuk penanganan bencana. Sebab, selama ini BPBD belum dianggap sebagai lembaga vital, sehingga personelnya terkesan asal-asalan. Hal itu diperparah dengan minimnya anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana.
“Lembaga BPBD tolong diposisikan dan di lembaga penting. Itu faktanya. Sekarang ini kondisinya di daerah anggarannya kan masih tipis, rata-rata Jawa Tengah kalau saya rekap hanya sekira Rp3 miliar (per tahun). Bahkan ada kabupaten yang hanya Rp1 miliar,” tuturnya.