Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Swadaya Membuat 'Gardu Pandang' untuk Pantau Aktivitas Gunung Merapi

Agregasi Solopos , Jurnalis-Senin, 04 Februari 2019 |11:44 WIB
Warga Swadaya Membuat 'Gardu Pandang' untuk Pantau Aktivitas Gunung Merapi
Warga Melintas di Samping Rumah Barji Hajar Subroto atau Lokasi 'Gardu Pandang' di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah (foto: Taufiq Sidiq Prakoso/Solopos)
A
A
A

“Nilainya berapa saya lupa karena bertahap. Tetapi, kalau ditotal lebih dari Rp20 juta,” kata Broto.

Seusai erupsi Merapi 2010 dan warga kembali ke rumah mereka, gardu pandang di rumah Broto tak lantas sepi. Para pemuda masih memanfaatkan lokasi itu sebagai tempat menongkrong serta pengamatan ancaman banjir lahar hujan.

Berbagai peralatan pemantauan pun melengkapi fungsi gardu pandang setahun terakhir. Peralatan seperti empat handy talky (HT), satu radio rig, serta teropong tersimpan di ruangan lantai II.

Masing-masing HT sudah tersambung dengan frekuensi peralatan pengirim sinyal seismik milik BPPTKG yang terpasang di dekat kawah. Perlengkapan juga terhubung dengan frekuensi posko pengamatan di wilayah lereng Merapi.

Seluruh peralatan disediakan secara swadaya oleh para pemuda dan dititipkan di ruangan lantai II gardu pandang. “Ada teropong, sayangnya sudah rusak pada bagian fokus,” kata Broto.

Broto pun menganggap gardu pandang yang ia bangun tak lagi menjadi miliknya melainkan milik warga. Hampir saban malam ada warga yang nongkrong terlebih belakangan ada peningkatan status Merapi dari normal menjadi waspada.

“Walau tidak ada hitam di atas putih, gardu pandang ini sudah diserahkan ke warga. Kunci penyimpanan peralatan juga saya serahkan ke pemuda. Setiap malam itu ada lima sampai tujuh orang di gardu pandang,” jelas dia.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement