KLATEN - Warga RT 016/RW 006, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, swadaya membuat gardu untuk memantau aktivitas Gunung Merapi. Hal itu dilakukan, menyusul suhu lingkungan di perkampungan lereng Merapi yang dirasa lebih panas dibanding biasanya.
Puluhan pemuda berkumpul di rumah Barji Hajar Subroto, 72, RT 016/RW 006, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten. Mereka memenuhi setiap lantai gardu pandang yang berdiri tepat di garasi rumah itu untuk mengamati aktivitas puncak Gunung Merapi menyusul suhu lingkungan di perkampungan mereka yang dirasa lebih panas dibanding biasanya.
(Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Asap Setinggi 50 Meter)
Hingga pukul 17.30 WIB, pemuda yang stand by di lantai teratas melihat luncuran awan panas atau wedhus gembel mendekati perkampungan di Sidorejo. Sontak mereka panik dan segera mengabarkan ke warga yang masih bertahan tinggal di rumah untuk segera mengungsi.
Sirene yang terpasang di gardu pandang langsung dibunyikan. Dalam sekejap kampung kosong dan warga selamat menuju pengungsian. Awan panas yang semula mengarah ke Sidorejo berbelok arah menuju wilayah Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY.
Peristiwa erupsi Merapi pada Senin medio Oktober 2010 itu membekas dalam ingatan Broto. Peristiwa itu terjadi selang dua bulan gardu pandang di rumahnya dibangun.