Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pelaku Pengeboman Gereja di Filipina Diyakini "Tiru" Aksi di Surabaya

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 05 Februari 2019 |10:01 WIB
Pelaku Pengeboman Gereja di Filipina Diyakini
Para pelayat mengiringi mobil jenazah korban bom gereja Katolik di Jolo, Sulu. (Nickee Butlangan/AFP/Getty Images)
A
A
A

'Kemenangan besar'

Sementara itu, ledakan yang menyebabkan setidaknya 23 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka ini menurut bekas kombatan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) Filipina, Ali Fauzi, merupakan "kemenangan besar" bagi kelompok Abu Sayyaf.

Karena itulah, kuat diduga strategi serupa akan terus dilakukan.

"(Pengeboman) kemarin itu dianggap keberhasilan dengan 20 orang lebih meninggal dan 100 luka-luka. Itu sangat-sangat berhasil bagi mereka," ujar Ali Fauzi kepada BBC News Indonesia saat dihubungi pada Senin (4/2/2019).

Pria yang pernah mendirikan kamp pelatihan militer MILF di Mindanao, Filipina, bersama Abdul Matin dan Umar Patek pada 2002 ini juga mengatakan, kuat diduga aksi teror yang terjadi di gereja Katolik di Pulau Jolo, mengadopsi gaya Dita Oepriarto dari Surabaya.

Tujuannya memengaruhi orang lokal Filipina untuk mau melakukan hal serupa.

"Kalau kemudian aksi ledakan baru-baru ini betul dilakukan oleh sepasang suami-istri, berarti membuka era baru dalam aksi-aksi teror di Mindanao," katanya.

Milisi MILF dan polisi setempat memeriksa bahan peledak yang didapat saat pertempuran 22 Agustus 2017. (Jes Aznar/Getty Images)

Dalam pengamatannya, banyak warga Indonesia yang memilih bergerilya ke Mindanao, lantaran kian sulitnya mereka bergerak di dalam negeri.

Detasemen Khusus 88 Antiteror gencar memantau dan menangkap para simpatisan. Sementara pilihan ke Suriah atau Irak, mustahil dilakukan karena jalurnya kian terkunci.

Berbeda dengan Mindanao yang jalur tikusnya masih terbuka dan pasar gelap persenjataan di Filipina bisa menyediakan bahan-bahan peledak termasuk senjata cukup banyak dan mudah didapat.

"Jadi jalan yang dekat dan mudah yaitu daratan di Filipina selatan. Sebab belajar menembak, membom, adalah bagian dari kewajiban. Ada lahan yang bisa digunakan untuk berlatih ya Mindanao."

Hal serupa juga disampaikan pengamat terorisme, Al Chaidar. Kata dia, di Filipina kegiatan semacam pengajian cenderung lebih bebas dan terbuka ketimbang di Indonesia.

"Kalau di Indonesia kan pengajian-pengajian seperti itu dipantau terus," ungkapnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement