Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Analisis Sosiolog soal Maraknya Kekerasan di Lembaga Pendidikan

Harits Tryan Akhmad , Jurnalis-Kamis, 14 Februari 2019 |07:15 WIB
Analisis Sosiolog soal Maraknya Kekerasan di Lembaga Pendidikan
Ilustrasi (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Dunia pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kejadian yang kurang mengenakan menimpa guru dan staf di dunia pendidikan.

Sosiolog Universitas Nasional (Unas), Sigit Rochadi menilai adanya beberapa faktor yang membuat pelajar nekat melakukan pengeroyokan baik kepada guru atau pun staf di wilayah sekolah.

“Pelajar yang keroyok guru dan tenaga kependidikan banyak dilakukan oleh mereka yang kurang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Baik orangtua maupun anaknya kurang menghargai lembaga pendidikan mulai dari sekolah, guru dan tenaga kependidikan,” ujar Sigit saat berbincang dengan Okezone, Kamis (14/2/2019).

(Baca Juga: Siswa Lecehkan Guru, DPR: Tak Cerminkan Budaya Indonesia)

Sigit menyatakan, bila para siswa tidak melihat sekolah sebagai lembaga terhormat yang mampu memberikan bekal kehidupan di kemudian hari. “Mereka mengandalkan sumber-sumber lain, misalnya ekonomi, prestise, kekuatan fisik dan seterusnya,” kata Sigit.

Ilustrasi

Selain itu, Sigit berharap apabila siswa yang sudah mengancam keselamatan nyawa bisa diproses secara hukum yang berlaku. Tetapi, apabila terbatas luka fisik maka harus diberikan pembinaan secara khusus.

“Inti pembinaan mengembalikan martabat lembaga pendidikan. Secara umum pemerintah dan masyarakat harus menggalang kekuatan untuk melakukan gerakan pendidikan karakter,” tuturnya.

(Baca Juga: Siswi SD di Bogor yang Dihukum Push Up Akan Pindah Sekolah)

Menurutnya, pendidikan adalah mata hati dan masa depan bangsa. Masyarakat yang kurang hormat pada pendidikan akan kehilangan masa depannya.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement