Kemudian, para pengajar juga dituntut bisa menggunakan metode yang tepat untuk mengajarkan keterampilan perawatan diri kepada penerima manfaat, dan menggunakan alat yang relevan untuk menilai dan mendokumentasikan kemajuan penerima manfaat.
Secara keseluruhan, proyek ini diharapkan memberi manfaat langsung bagi 2.000 anggota masyarakat Indonesia, termasuk pasien dan keluarga mereka, guru, sukarelawan, dan terapis pendukung lainnya.
Diadakan di auditorium YPAC Jakarta, upacara peluncuran dihadiri oleh Direktur Eksekutif SIF Jean Tan, dan Ketua YPAC Jakarta, Kumala Insiwi Suryo.
“Ada banyak yang harus dilakukan untuk mengurangi hambatan pendidikan bagi anak-anak cacat di Singapura dan Indonesia. Karena itu sangat menggembirakan melihat orang Singapura dan Indonesia berkumpul hari ini, untuk berkolaborasi dan meningkatkan standar dukungan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Kami juga berharap bahwa kolaborasi baru ini akan semakin memperdalam hubungan antar-masyarakat antara kedua komunitas kami,' ucap Jean Tan, Direktur Eksekutif SIF.
Sementara itu, Kumala Insiwi Suryo mengaku senang dapat bermitra dengan SIF dan KKH dalam tujuan meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan kebutuhan khusus di Jakarta.
Menurutnya, sektor anak berkebutuhan khusus memiliki banyak ragam dan bergantung pada kolaborasi lintas berbagai disiplin ilmu dan pengalaman.