“Untuk mengangkat temuan ini, idealnya memakai bahan kimia untuk mencegah terjadinya kerusakan. Tapi, nanti kami akan menggunakan peralatan seadanya. Pastinya secara manual. Proses pengangkatan temuan ini nanti akan didokumentasikan supaya kami tidak kehilangan data,” ucap Pipit yang berasal dari Depok ini.
(Baca Juga: Sejarah di Balik Gedung Bekas Petinggi VOC Dekat Tugu Muda Semarang)
Proses yang tak kalah sulit adalah membuat rekontruksi dari gerabah atau periuk itu. Setelah pecahan gerabah itu dibersihkan dan dianalisis di laboratorium, rekonstruksi menjadi tahapan selanjutnya.
Pecahan-pecahan gerabah ini akan diukur terlebih dulu. Proses rekonstruksi seperti halnya menyusun puzzle. “Bila cocok, bisa direkatkan pakai lem khusus. Tapi itu juga bukan perkara mudah mengingat gerabah itu sudah terpecah menjadi banyak bagian,” jelas Dipta.
Sebagaimana diinformasikan, kuburan kuno yang diduga dari zaman megalitikum banyak terdeteksi di lima desa wilayah Sragen. Saat ini tim arkeolog tengah berupaya menggali guna mengetahui ada apa di balik kuburan kuno itu.
(Fiddy Anggriawan )