“Begitu juga kualitas udara rata-rata harian di Jakarta masih baik, tidak seperti yang dipaparkan Greenpeace," sambungnya.
Sambil memperlihatkan data, Karliansyah menjelaskan, dari data harian Jakarta itu 57mikrogram, kalau WHO itu 25 mikogram. Karena itu, dia mempertanyakan alat ukur yang dipakai oleh Greenpeace. Pasalnya, berdasarkan alat yang dipakai untuk pemantauan kondisi udara dengan PM 2,5 tidak seburuk itu.
(Baca Juga: Menetapkan Status Siaga Karhutla, Kualitas Udara di Riau Dianggap Masih Sangat Baik)
"Saya dan teman-teman di sini bertanya Greenpeace pakai data apa, metode dan instrumen apa, karena Kami yakin beliau-beliau pernah ke sini dan kami ajak ke lantai tiga di AQMS Center atau jaringan pemantau kualitas udara," urai dia.
Saat disinggung mengapa Greenpeace merilis data tersebut, Karliansyah hanya tersenyum. “Kalau soal itu, saya enggak tahu. Yang jelas, kami punya alat pemantau udara,” ucap karliansyah.
(Fiddy Anggriawan )