'Dia welas asih dan tenang'
Hywel Griffith, BBC News, Christchurch
Tidak ada pemimpin yang memiliki kesiapan untuk momen seperti ini. Menakodai sebuah bangsa saat menghadapi sebuah tragedi serangan di Christchurch, reaksi Jacinda Ardern melahirkan decak kagum, mungkin karena dia jujur dan tulus.
Bersikap welas asih kasih tetapi tenang, di awal-awal kejadian, dia berusaha menempatkan dirinya di sisi para korban dan keluarga mereka.
Mengenakan jilbab sebagai tanda penghormatan barangkali terlihat sebagai isyarat sederhana, tetapi dampaknya sungguh dirasakan kerabat dan rekan-rekan korban yang masih dilanda kesedihan.
Demikian juga frasa yang sengaja dia ulangi semenjak serangan itu. Saya telah mendengar kata-katanya - "kami adalah satu, mereka adalah kami" - diucapkan kembali kepada saya oleh keluarga korban di Christchurch, dan melihatnya ditulis pada kartu yang tak terhitung jumlahnya dan poster di samping semua karangan bunga.
Tentu saja, mempertahankan perasaan persatuan nasional ini merupakan tantangan yang berbeda - tetapi dia telah menciptakan landasan kepercayaan, sehingga kehadiran sosoknya bisa memberikan perubahan yang berarti.
Apa perkembangan terbaru?
Kepolisian Selandia Baru pada Rabu menyebutkan identitas enam korban penembakan di masjid Al Noor.
Pimpinan kepolisian sermpat, Komisaris Mike Bush mengatakan 21 mayat telah selesai diidentifikasi dan sudah diserahkan kepada keluarga. Pemeriksaan post-mortem terhadap 50 jenazah sudah selesai, kata polisi.

Tetapi beberapa keluarga menyatakan frustrasi dengan proses identifikasi yang beberapa kali tertunda. Mohamed Safi, 23 tahun, yang ayahnya Matiullah Safi meninggal akibat serangan di Masjid Al Noor, mengeluhkan kurangnya informasi.
Dia mengatakan kepada kantor berita AFP: "Mereka hanya mengatakan bahwa mereka sedang melakukan prosedur mereka ... Mengapa saya tidak tahu apa yang dilakukan mereka dalam mengidentifikasi jenazah?"
(Baca Juga : Teror Masjid Christchurch, PM Selandia Baru: Pelaku Seorang Teroris, Dia Ekstremis)
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, polisi mengatakan: "[Kami] sangat menyadari frustrasi oleh keluarga dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk proses identifikasi setelah serangan teror Jumat.
"Kami melakukan semua yang kami bisa lakukan, dan secepat mungkin kami akan menyerahkan jenazah korban kepada orang-orang yang mencintainya."
(Baca Juga : Pemakaman Korban Serangan Teroris Christchurch Mulai Digelar)
(Erha Aprili Ramadhoni)