Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Inspirasi dari Kampung Mosso untuk Festival Crossborder Skouw 2019

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Jum'at, 29 Maret 2019 |07:31 WIB
Inspirasi dari Kampung Mosso untuk Festival <i>Crossborder</i> Skouw 2019
Foto: Menpar Arief Yahya/Kemenpar
A
A
A

"Ada sebuah ikatan persaudaraan yang sangat luar biasa. Harmoni ini sangat dominan di Kampung Mosso. Bila berkunjung ke Festival Crossborder Skouw, pokoknya harus mampir ke Kampung Mosso. Ada banyak keindahan di sana,” lanjut Ricky.

Kampung Mosso memiliki luas sekitar 5.000 Hektar. Jaraknya hanya 35 Km dari pusat Kota Jayapura. Jarak tempuhnya sekitar 1,5-2 Jam. Jalannya mulus, lebar, dan dilengkapi rambu lalu lintas yang lengkap. Kampung ini juga berjarak 7 Km dari pusat Distrik Muara Tami. Kampung ini hasil pemekaran wilayah di tahun 2006. Sebelumnya kampung ini masuk wilayah Skouw Sae.

Kampung Mosso awalnya bernama Nyau Nemu yang ditempati orang-orang dari Jayapura. Kampung Mosso kini dihuni sekitar 62 kepala keluarga atau 200 jiwa. Menariknya, banyak dijumpai warga Papua Nugini di sini. Kedatangan masyarakat negara tetangga ini untuk menghindari beragam persoalan yang ada di negaranya. Lama kelamaan warga pendatang dari Papua Nugini memilih menetap. Mereka lalu berganti kewarganegaraan.

“Lalu lintas keluar-masuk warga Papua Nugini ke Kampung Mosso cukup ramai. Sebab, mereka melanjutkan tali silaturahmi satu sama lain. Kehadiran warga Papua Nugini pun menarik. Ada warna budaya unik di sana,” kata Ricky.

Membaur dari rumpun Papua dan Papua Nugini, Kampung Mosso pun mengenal 3 bahasa. Media komunikasi dilakukan dalam bahasa lokal Mosso, Bahasa Indonesia, dan Bahasa PNG, atau Bahasa Inggris Pidgin atau Tok Pisin. Dalam keseharian, anak-anak maupun dewasa sama-sama fasih menggunakan ke-3 bahasa tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement