JAKARTA - Andi Arief, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat menguak adanya dua faksi di tubuh Koalisi Adil Makmur yang menggawangi pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Yakni, faksi kerakyatan dan keumatan.
Andi Arief menuliskan pendapatnya itu terkait surat Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap kampanye Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Minggu 7 April, di akun Twitter pribadinya yang berisi:
“Partai Demokrat memilih menjadi faksi kerakyatan dalam tubuh koalisi adil makmur. Kami bertanggung jawab terhadap rakyat. Memang ada faksi keumatan dalam koalisi. Sebagai pimpinan koalisi, mudah-mudahan Pak Prabowo mau dan mendengarkan semua faksi dalam koalisi” tulis Andi Arief dalam akun Twitter pribadinya @AndiArie__ pada Senin (8/04) pukul 07:54 WIB.
(Baca Juga: KPU Tetapkan DPTHP III Sebanyak 190.779.969 Pemilih)
Sementara Ketua Sekretariat Nasional Muhammad Taufik mengatakan, tidak ada faksi keumatan dalam kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
“Faksi keumatan tidak ada dalam fraksinya Pak Prabowo, yang penting adalah koalisi ini adalah koalisi kepartaian bahwa kemudian umat mendukung itu hak umat wajar saja saya kira,” kata Taufik di Jakarta seperti dikutip Antaranews, Senin (8/4/2019).
Taufik dengan tegas membantah pernyataan Andi Arief yang dirasa sangat memojokkan tim sukses calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua. “Saya kira Pak Andi Arief kan tidak ikut ke kampanye akbar kemarin, saya kira kalau dia ikut enggak akan keluar tuh pikiran begitu,” katanya.
Taufik mengatakan, pada kampanye akbar Prabowo-Sandiaga yang diadakan pada Minggu 7 April dihadiri oleh berbagai tokoh agama yang memberikan doa bersama bagi semua simpatisan yang datang dari berbagai agama yang berbeda serta semua bendera partai juga turut berkibar sejajar tanpa adanya pembeda.
“Kemarin yang sembayang subuh kan umat Islam saja. Kita kan enggak bisa bendung keinginan umat untuk melakukan penciptaan sejarah baru dalam proses penggantian kepemimpinan Indonesia,” ujarnya.
(Baca Juga: Survei Puskaptis : Jokowi-Ma'ruf Unggul di Pulau Jawa, Bali, dan Papua)
Lebih lanjut, Taufik juga membantah adanya radikalisme dalam kubu Prabowo-Sandiaga. “Ini kan lucu nih ketika calon kami didukung oleh sebagian besar umat Islam terus dibilang radikal kan aneh aja, negeri ini isinya mayoritas umat Islam,” tuturnya.
Pemilihan Presiden 2019 diikuti oleh dua pasang calon. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
(Arief Setyadi )