JAKARTA - Mantan Anggota Pansus Pemilu Hetifah Sjafudian menerangkan bahwa alasan Pemilu 2019 digelar serentak sebenarnya ingin agar pesta demokrasi berlangsung lebih praktis dan efesien.
"Kan memang dulu tujuan kita kan membuat Pemilu serentak itu untuk membuat segala sesuatunya justru menjadi lebih praktis dan murah," kata Heitifah saat berbincang dengan Okezone, Senin (23/4/2019).
Ia pun menyayangkan banyaknya anggota KPPS yang meninggal dunia lantaran diduga kelelahan dalam menjalankan tugasnya sebagai panitia penyelenggara Pemilu di TPS.
Heitifah mengusulkan agar evaluasi Pemilu serentak 2019 tidak menunggu empat tahun baru dilakukan. Ia tak ingin seperti Pansus Pemilu 2019 yang baru terbentuk satu tahun sebelum pemilihan.
"Saya mengusulkan, jangan menunggu 4 tahun kemudian, terus baru kita membuat pansus lagi dan kayak waktu itu kan gitu, pemilunya tinggal 1 tahun, baru dibentuk pansus sehingga kerjanya hanya beberapa bulan, didesak oleh waktu, jadi tidak sempurna," ujarnya.
Politikus Partai Golkar itu meminta agar Pansus Pemilu ke depan bisa segera dibentuk, atau paling lambat setahun kemudian. Pasalnya, agar kejadian sekarang masih segar dalam ingatan dan bisa dievaluasi dengan baik.
"Kemudian pansusnya itu mungkin tahun depan paling lambat di tahun 2020 harus sudah mulai bekerja, jadi nanti 2024 yang akan datang itu kita punya satu sistem pemilu yang benar-benar aturannya itu matang," jelasnya.
Heitifah membenarkan bahwa Pemilu serentak 2019 benar-benar melelahkan. Ia pun merasakan hal itu lantaran kembali maju sebagai calon legeslatif (caleg).
"Kami juga sebagai peserta pemilu seperti partai politik dengan saksi-saksi, terus secara pribadi caleg-caleg, memang ini benar-benar melelahkan pemilu yang sekarang karena kan pemilu serentak ya, bergabung juga dengan Pilpres," terangnya.
Kendati demikian, ia meminta agar evaluasi dilakukan berdasarkan kondisi objektif dari permasalahan Pemilu serentak 2019 tersebut. Hal itu agar Pemilu 2024 bisa terselenggara dengan baik dan demokrasi berjalan dengan lancar.
(Baca Juga: Petugas KPPS Meninggal Bertambah Jadi 91 Orang, 374 Jatuh Sakit)
"Kita memang bisa lebih mendasar lagi sebenarnya sistem demokrasi kita mau gimana. Kayak waktu itu kan kita mau memperkuat sistem presidensial, terus sistem kepartaian kita gimana, terus nanti keterwakilan yang mau didorongkan," lanjutnya.
"Jadi ada keuntungannya, ada kerugiannya. Mungkin nanti kita ke depan sebaiknya model pemilu dan demokrasi kita yang kita inginkan seperti apa model pengawasannya supaya kita berkeadilan, jujur, itu seperti apa. Karena money politic juga sekarang ternyata juga masih merebak dan masih sulit diatasi oleh Bawaslu, walaupun pengawas pemilu udah jauh lebih kuat," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)