Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengimbau kedua belah pihak untuk menghindari kekerasan.
Sementara itu, AS menegaskan kembali dukungannya untuk Guaido. Dalam sebuah wawancara televisi pada hari Rabu, Pompeo mengatakan Washington akan lebih memilih transisi kekuasaan secara damai tetapi menyatakan bahwa "aksi militer mungkin dilakukan".
"Jika itu yang diperlukan, itulah yang akan dilakukan Amerika Serikat," kata Menlu AS.
Presiden Donald Trump mengatakan dia sedang memantau peristiwa di Venezuela "sangat dekat" dan mengatakan AS berdiri dengan rakyat Venezuela dan kebebasan mereka.
Dia juga mengancam akan menerapkan "sanksi tingkat tertinggi" dan "embargo penuh dan lengkap" terhadap Kuba jika militernya tidak segera menghentikan dukungannya kepada Maduro.
Sementara itu, Rusia memperingatkan Amerika Serikat akan apa yang disebutnya sebagai tindakan agresif Amerika di Venezuela dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan.
Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan kebijakan Amerika di Venezuela adalah pelanggaran hukum internasional.
Pemerintah yang masih mendukung Maduro, termasuk Bolivia dan Kuba, mengecam upaya Guaido sebagai upaya "kudeta".
Pemerintah Meksiko menyatakan "keprihatinan tentang kemungkinan peningkatan kekerasan" sementara Presiden Kolombia Ivan Duque mendesak militer Venezuela untuk berdiri "di sisi kanan sejarah" melawan Maduro.
Pertemuan darurat Kelompok Lima negara-negara Amerika Latin dijadwalkan digelar Jumat (03/05).
(Fakhri Rezy)