Ia pun menilai pemindahan ibu kota ke Kepuluan Seribu tak perlu disebut sebagai pindah ibu kota. Hal itu, kata dia, juga telah dilakukan Malaysia.

"Kayak Malaysia aja, ada Putra Jaya sebagai kantor pemerintahan baru, apalagi di Teluk Jakarta itu kan ada tanah reklamasi yang statusnya mengambangkan, harusnya itu diselesaikan oleh pemerintah lalu dijadikan bagian pengembangan wilayah baru di pesisir," katanya.
Fahri Hamzah tak merinci bagaimana tanggapan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro terkait usulannya itu.
Ia hanya memaparkan Jakarta sebagai ibu kota tersebut merupakan buah pikir dari Presiden pertama Soekarno sepuluan dari kunjungan kenegaraannya ke Amerika sekitar 1961.