5. Pelaku Sering Coret-Coret Tembok
Satu kebiasaan terduga pelaku mutilasi yang dihafal betul oleh Ketua RW 06 Jodipan Wetan Mochammad Lutfi yakni sering mencoret-coret tembok dengan tulisan yang isinya hampir sama.
"Makanya pas ada berita mutilasi dan ditemukan tulisan itu, saya sudah menebak masak itu Sugeng yang melakukan. Mengingat, tulisan di lokasi mutilasi sama dengan tulisan di tembok samping rumah yang pernah digunakan tidur enam bulan lalu," tambah Lutfi.
Benar saja, saat Okezone menelusuri rumah di Jodipan Wetan Gang 3 terdapat beberapa kemiripan di tembok rumah tersebut dengan tulisan yang Sugeng tulis di kertas sekitar lokasi penemuan potongan tubuh.
Ada beberapa tulisan di tembok tersebut, namun beberapa tulisan sudah dihapus oleh penghuni rumah dengan dicat ulang. Tapi masih ada empat tulisan besar dengan huruf tegak bersambung yang masih samar-samar terbaca, sedangkan dua tulisan lainnya berukuran lebih kecil.
"Ribuan taun hidupku jadi tak berarti. Dendamku Sugeng Santoso. Tak sanak famili selalu sendirian ribuan taun. Ruwet setiap hati dari perbuatanmu. Slalu ruwet Dendam sang arwah Sugengangga. Melalui para utusan Allah SWT besok kalau aku mati pembalasannya lebih kejam," isi tulisan Sugeng di tembok itu.
Sementara di tulisan lainnya Sugeng menuliskan, "PUSKESMAS KENDALKEREP KEREP ADA DI JODIPAN GANG 3 D DISPONSORI OLEH BOSNYA SUYITNO +SUJITO," isi tulisan lainnya.
6. Pelaku Terkenal Pribadi yang Pendiam dan Tertutup
Warga sekitar tempat tinggalnya dahulu mendeskripsikan Sugeng sebagai pribadi yang banyak diam dan tertutup. Ia jarang berbicara dan bertegur sapa.
"Keseharian pendiam. Sama warga juga tidak banyak interaksi," ucap Ketua RW 06 Jodipan Wetan Mochammad Lutfi.
Hal senada diucapkan tetangga pelaku, Aji Mustakim, yang mengaku jarang berkomunikasi dengan Sugeng.
"Memang orangnya pendiam, tapi cukup arogan, terlihat sombong. Kesehariannya tertutup sama seperti keluarganya," lanjut dia.
7. Pelaku Dikenal Kreatif dan Terampil
Meski pendiam dan tertutup, Sugeng dikenal sebagai orang yang kreatif dan terampil. "Anaknya diam, kadang rajin. Orangnya kreatif, pintar bikin pigura. Rumahnya sering diukur. Pokoknya kreatif, tapi sayang tidak tersalurkan," terang sang tetangga Aji Mustakim.
Di sisi lain, Ketua RW 06 Jodipan Wetan Mochammad Lutfi menyebut Sugeng memang pribadi yang senang menulis meski dengan tulisan yang dinilai misterius.
"Dia itu suka nulis-nulis di kertas atau tembok gitu. Saya sering kalau berangkat ke musala lewat sini (samping rumah yang digunakan tidur) sering baca tulisannya Sugeng. Dia juga selalu bawa pensil, kertas, dimasukkan ke tasnya," jelas Mochammad Lutfi.
Di sisi lain, kecerdikan Sugeng dibenarkan Kanit Inafis Polda Jawa Timur Kompol Adrial yang menyebut bila terduga pelaku sudah tahu bagian tubuh mana yang seharusnya dipotong.
"Dia ini pintar (memotong). Kemungkinan dia memang sudah tahu (bagian yang mudah dipotong)," ujar Adrial saat olah TKP kedua di Pasar Besar Kota Malang, Kamis 16 Mei 2019.
8. Pelaku Menggunting Lidah Pacar hingga Bakar Kasur Tetangga
Sugeng Santoso ternyata sering membuat ulah di lingkungan sekitar tempat tinggalnya dahulu di kawasan Jodipan Wetan Gang 3, Kota Malang.
Ketua RW 06 Jodipan Wetan Mochammad Lutfi masih ingat ada beberapa catatan ulah yang dibuat pria dengan lima saudara ini.
Lutfi menyebut Sugeng pernah menggunting lidah pacarnya saat berada di rumah keluarganya, dilanjutkan dengan memukul ayah kandungnya dengan palu.
Kemudian pria berusia 47 tahun ini juga pernah membakar kasur tetangga sekira 10 tahun lalu, beruntung rumah tetangganya tak terbakar.
"Membakar kasur tetangga sebelah rumah. Untung bisa dipadamkan tanpa membakar satu rumah tidak ada yang tidur. Akhirnya sama warga sini diusir sudah delapan tahun lalu, tapi enam bulan lalu kembali ke wilayah sini," beber Lutfi.
Cerita yang sama disampaikan Aji Mustakim yang merupakan tetangga sejak kecil Sugeng. Ia ingat betul bersama Cak Kaslan menghentikan ulah Sugeng saat menghalangi orang memadamkan api di rumah tetangganya.
"Dia (Sugeng) pernah membakar kasur tetangga itu, jadi sama dia (Sugeng) dihalangi yang mau memadamkan api. Dia bawa kursi mengancam akan memukul yang memadamkan api itu. Saya bersama Cak Kaslan yang merebut kursi dan memadamkan api itu," cerita Aji.
Tak hanya itu, Aji mengungkapkan bahwa Sugeng sering membuang sisa makanan ke tetangganya. "Sering buang kotoran sisa makanan. Kalau tidak enak, dibuang ke tetangga," tuturnya.
(Hantoro)