JAKARTA - Hasil pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dengan CEO Inpex Corporation, Senin 27 Mei di Tokyo, adalah sebuah momentum bersejarah yang menandakan makin kondusifnya iklim investasi di Indonesia.
Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmi Radhi mengatakan, dalam pertemuan tersebut dihasilkan dua kesepakatan, yaitu kesepakatan POD Masela dan bagi hasil 50%:50%.
“Kesepakatan itu jelas menguntungkan kedua belah pihak karena blok masela dapat segera berproduksi setelah sekian lama tertunda sehingga bisa memberikan nilai tambah, termasuk multiplier effects bagi tumbuhan industri di sekitar Masela,” ujar Fahmi dalam keterangannya, Selasa (28/5/2019).
Sedangkan bagi hasil 50%:50% kata Fahmi cukup realistis karena sesuai dengan prinsip gross split bahwa modal dan resiko sepenuhnya ditanggung investor. “Lebih banyak menguntungkan bagi pemerintah, terutama eksplorasi Masela dapat segera dilakukan sehingga dapat segera berproduksi,” sambungnya.
Fahmi menambahkan, bagian keuntungan pemerintah memang relatif berkurang, tetapi hal tersebut wajar dan tidak jadi masalah karena pemerintah tidak lagi menanggung resiko dan pengeluaran investment expenditure (Inpex) maupun operatinal expenditures (Opex).
“Karena semuanya menjadi tanggungan investor. Kesepakat ini juga akan membuktikan bahwa iklim investasi Migas di Indonesia semakin kondusif,” tutup Fahmi.
(Fahmi Firdaus )