"Kenapa? kami tidak ingin nanti dianggap eksklusif internal nutup-nutupin itu ya, jadi komnas HAM kita paralel yang juga memiliki tim investigasi. Kamu juga diawasi oleh kompolnas, nanti juga kami koordinasi dengan mungkin dengan yang terkait seperti Ombudsman," papar Tito.
Baca juga: Kapolri: Perusuh Aksi 22 Mei Ada yang Disuruh "Berjihad"
Menurut Tito, nanti hasil investigasi itu akan mempelajari rangkaian kronologi terjadinya kerusuhan dari aksi yang berujung kericuhan pasca-pengumuman hasil rekapitulasi suara di KPU tersebut.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menekankan, kerusuhan 21-22 Mei sangat berbeda dari tujuan aksi damai. Mengingat, adanya indikasi sekelompok orang sengaja membuat kerusuhan.
"Ini beda, beda. peristiwa yang ada korban meninggal itu adalah peristiwa pada segmen kedua bukan segmen pertama. Jadi kalau ada menyampaikan orang sedang apa itu berbuka puasa atau tarawih diserang tidak benar. itu sampai dengan jam 9 semua udah bubar sudah selesai, jam 10.30 tiba-tiba sekelompok datang dengan membawa barang-barang yang mematikan mulai dari bom molotov," ujar Tito.