SEMARANG - Aksi teror bom bunuh diri di Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasuro Sukoharjo, pada Senin 3 Juni malam, menjadi bukti sel ISIS tumbuh di Tanah Air. Sebelumnya, teror yang menyasar anggota polisi juga ditengarai tak lepas dari pengaruh ISIS.
"Saya melihat ini masih terkait dengan kelompok ISIS. Saya melihat, kalau ISIS di Indonesia itu sekarang masih menghendaki adanya Daulah Islamiyah," ujar pengamat terorisme, Najahan Musyafak, Kamis (6/6/2019).
Baca Juga:Â Tak Profesional, Ini Pesan yang Hendak Disampaikan Pelaku Bom Pospam KartosuroÂ
"Dia tidak bisa melakukan kegiatan di Suriah yang sekarang sudah porak-poranda, maka instruksi yang dilakukan adalah 'Lakukan apa yang kalian bisa di tempat Anda berada'," tambahnya.
Untuk itu, sel-sel ISIS yang memegang teguh instruksi pimpinannya banyak melakukan aksi teror. Mereka menyasar aparat kepolisian yang dianggap selama ini banyak bertindak keras terhadap kelompoknya.
Teror penembakan Mako Brimob Satuan Kompi 3 Batalyon B Purwokerto, pada Sabtu 25 Mei dini hari dan pembakaran pos polisi di Klaten, pada Jumat 24 Mei malam menjelang dini hari, diduga kuat dilakukan oleh sel ISIS. Mereka sengaja menebar teror untuk memenuhi instruksi pimpinan sekaligus membuktikan eksistensinya.
"Sehingga intruksi ini yang dipegang. 'Saya bisa melakukan di sini seperti ini, ya saya lakukan'. Motifnya satu sasarannya adalah kepolisian aparat kepolisian," ucapnya.
Baca Juga:Â Pelaku Bom di Kartosuro Ditetapkan Terangka, Kapolda Jateng: Keluarganya Sempat DipengaruhiÂ
Sebelumnya, Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel, mengatakan, terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Tugu Kartosuro Sukoharjo, diketahui intens berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah. Dia hanya menggunakan komunikasi melalui media sosial Facebook hingga akhirnya memutuskan untuk berbaiat.
"Pelaku sejak 2018 aktif melakukan komunikasi dengan melalui media sosial dan internet, berkomunikasi dengan pimpinan ISIS yang ada di Suriah," kata Rycko.
(fid)