Selain itu, lanjut Ius, di sepanjang tanggul irigasi juga terdapat beberapa material yang bisa menahan jasad korban saat hanyut.
"Ada halangan-halangan kalau memang jasad korban hanyut, seperti jembatan, bambu-bambu rintangan, dan di sisi kirinya itu ada tempat duduk biasa warga nongkrong pada saat sore. Namun tidak ada yang melihat jasad korban hanyut mengambang mengikuti arus. Tiba-tiba ditemukan di jarak 300 meter tadi," paparnya.
Pihak keluarga pada saat itu menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban, dan akhirnya hanya diberikan visum luar dari pihak RSUD Bekasi. Hasil visum menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Namun pihak keluarga masih belum sepenuhnya percaya dan meminta pihak kepolisian untuk melakukan autopsi.

Sementara itu, Kanit Reskrim Mapolsek Cikarang Utara, AKP Bryan Rio Wicaksono mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil dari autopsi yang dilakukan pihak RS Kramat Jati, untuk memastikan penyebab kematian korban.
"Ada keinginan dari pihak keluarga untuk mencari tahu apa penyebab kematian korban, makanya sekarang kita lakukan bongkar makam. Kami masih menunggu hasil keterangan autopsi dari dokter terhadap jasad ibu Olis. Kami masih belum bisa memberi jawaban yang pasti untuk hasilnya seperti apa," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)