”Dampak kekeringan musim kemarau tahun ini tidak separah di musim kemarau tahun lalu. Masyarakat sekitar saluran irigasi Kalibawang tidak lagi kesulitan air karena air sudah mengalir,” ujar Heppy Eko Nugroho, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulonprogo.

Menurutnya, prakiraan puncak musim kemarau sekitar Agustus 2019. Dampak kekeringan belum begitu dirasakan bagi sebagian masyarakat di daerah rawan kekeringan. Sumber air masih mengalir meskipun volume mulai berkurang. Persediaan air bersih untuk kebutuhan keseharian masih tercukupi.
Baca Juga: Akibat Gelombang Tinggi Nelayan di Bali Tak Melaut Selama 20 Hari
Secara informal BPBD menerima laporan sudah ada pihak donatur maupun komunitas yang melakukan droping bantuan air bersih tetapi masih dalam batas kewajaran. BPBD Kulonprogo, hingga Juni 2019 belum menerima laporan atau surat permintaan bantuan air bersih dari masyarakat. Meskipun demikian telah dipersiapkan dengan melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan yang bisa berdampak kesulitan air bersih.
(Arief Setyadi )