Kala itu, TS sempat berbicara kepada warga dirinya telah membunuh anak sulungnya A (19). Sontak warga setempat langsung berupaya mencari keberadaan A di setiap ruangan di dalam rumah. Lantaran tak kunjung ditemukan, beberapa warga mencari A di rumah orang tua TS bernama Wito yang dalam kondisi kosong. Rumah TS bersebelahan dengan rumah orang tuanya.
“Warga mencari A di rumah Mbah Wito termasuk anak saya perempuan. Mereka menemukan A dalam kondisi bersimbah darah. Ada luka di kepala. Saat ditemukan, A dalam kondisi tak sadarkan diri,” ujar Wiji.
Warga langsung membawa A menggunakan mobil menuju RSU Islam Kustati, Pasar Kliwon, Solo, untuk mendapatkan perawatan medis.
Tak berapa lama kemudian, TS yang telah ditenangkan warga masuk ke dalam rumah. Dia menuju ke dapur di bagian belakang rumah dan langsung mengambil pisau dapur kemudian menusukkannya ke perut.
Baca Juga: Ribut soal Ekonomi, Suami Tega Bacok Istri hingga Tewas di Serang
Warga yang berada di lokasi kejadian langsung masuk ke rumah dan berupaya menolong TS yang berlumuran darah di perutnya. “TS juga langsung dibawa menyusul anaknya ke RS Kustati, Solo. Saat melakukan percobaan bunuh diri, saya tak berani masuk ke rumah karena takut,” kata Wiji.
Warga setempat tak menyangka TS nekat menganiaya kedua putrinya.
Kapolsek Polokarto, AKP Aris Dwi Handoko, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, mengatakan petugas telah memeriksa sejumlah saksi di lokasi kejadian. Sementara barang bukti yang disita petugas berupa pacul yang berlumuran darah, pisau dapur, dan seutas tali tambang.
Kapolsek menduga TS membacok anaknya A menggunakan pacul di bagian kepala setelah membenturkannya ke tembok rumah. Kejadian itu dilakukan di rumah kosong milik Mbah Wito yang bersebelahan dengan rumah TS.
“Kasus ini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukoharjo. Korban masih anak-anak. Kami belum bisa menyimpulkan motif yang melatarbelakangi kasus ini karena pelaku masih dirawat di rumah sakit. Belum bisa diperiksa karena kondisi lukanya cukup parah,” kata Aris.
(Fiddy Anggriawan )