Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

49 Titik Panas Terdeteksi di Wilayah Kalimantan Tengah

Muhamad Rizky , Jurnalis-Jum'at, 16 Agustus 2019 |05:36 WIB
49 Titik Panas Terdeteksi di Wilayah Kalimantan Tengah
Karhutla di Kalimantan Tengah (Foto: BNPB)
A
A
A

JAKARTA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menginformasikan jumlah titik panas atau hotspot akibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terdeteksi hingga 49 titik. Sejumlah titik panas tersebut tercatat berdasarkan data Lapan Fire Hotspot Kamis 15 Agustus pukul 18.00 WIB.

Agus Wibowo, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuturkan, persebaran titik panas terdeteksi di tujuh kabupaten dan 1 kota yaitu Kabupaten Pulang Pisau 21, Barito Selatan 9, Kapuas 8, Barito Timur 4, Kotawaringin Timur 2, Lamandau 2, Seruyan 1 dan Kota Palangkaraya 2. Sejumlah titik hotspot berpengaruh terhadap kualitas udara di wilayah Kalteng.

"Kualitas udara menunjukkan kategori sedang hingga tidak sehat di wilayah Palangkaraya, sedangkan di wilayah lain seperti Pangkalan Bun, Sampit dan Muara Teweh menunjukkan kualitas udara baik," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Baca Juga: Alat Berat Dikerahkan untuk Padamkan Karhutla di Musi Banyuasin 

Asap yang masih terjadi di wilayah Kalteng juga berpengaruh pada jarak pandang atau visibilitas. BPBD Provinsi Kalteng mencatat jarak pandang yang berbeda di beberapa tempat, seperti Pangkalan Bun dan Sampit 9 km, Palangkaraya 6 km, Buntok 5 km dan Muara Teweh 4 km.

 Karhutla Kalteng

Mengantisipasi bahaya asap, BPBD Provinsi Kalteng bersama dinas terkait lainnya memberikan pelayan kesehatan kepada para petugas maupun sukarelawan yang berjibaku menghadapi karhutla. Selain itu, BPBD juga memberikan masker untuk murid-murid sekolah dasar, seperti SD Negeri 11 Langkai dan SD Negeri 3 Tanjung Pinang.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement