Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kebakaran Amazon, Bagaimana Nasib Binatang yang Terperangkap?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Minggu, 01 September 2019 |10:01 WIB
Kebakaran Amazon, Bagaimana Nasib Binatang yang Terperangkap?
Kungkang, salah satu satwa di Amazon (Getty Images)
A
A
A

Ketika api menghanguskan hutan tropis seperti Amazon, banyak pohon terbakar maka akan ada lubang di kanopi hutan.

Artinya, lingkungan di bawah yang biasanya gelap dan lembab akan terpapar sinar matahari dan akan cepat kering. Lalu spesies baru yang biasanya hidup di daerah kering akan hidup di situ.

Ini membawa akibat buruk bagi hewan yang mengandalkan lingkungan hutan yang lembab dan basah. Dr. Lees yang punya spesialisasi konservasi burung memberi contoh burung pemakan serangga yang butuh lapisan tanah yang lembab dan lembut agar bisa diam-diam berburu makanannya.

Permukaan tanah berdaun kering akan sangat menyulitkan mereka.

Kehancuran jangka panjang

Selain matinya burung, serangga dan mamalia secara langsung, perubahan habitat juga akan berdampak pada hewan air seperti lumba-lumba Sungai Amazon atau ikan yang hidup di kawasan hutan tropis ini.

Hewan-hewan ini bisa terhindar dari api dengan menyelam, tapi menurut Dr. Mark Bowler, ahli ekologi dari University of Suffolk mengatakan sungai dan danau tempat hidup mereka akan berubah.

"Populasi ikan dan ekologi sungai akan berubah, dan ini akan mempengaruhi hewan-hewan besar," katanya.

Banyak manusia yang hidupnya tergantung pada hutan tropis akan kehilangan penghidupan mereka akibat kebakaran.Lumba-Lumba

Lumba-lumba Amazon (Getty Images)

Dr Rachel Carmenta, ahli lingkungan dari University of Cambridge yang bekerja dengan penduduk asli Amazon mengatakan kepada BBC News bahwa kebakaran hutan ini juga merupakan "masalah kemanusiaan juga".

Banyak hewan yang diburu oleh komunitas, termasuk kura-kura dan capybaras, bergerak dengan lambat dan kemungkinan besar mati terbakar, katanya.

Meneruskan perburuan hewan ini sulit sekali karena tanah akan menjadi terlalu berisik bagi para pemburu.

Selain itu, tanaman yang dipakai oleh komunitas untuk membangun rumah dan membuat obat-obatan juga akan hangus.

"Kebakaran ini tak hanya berarti hilangnya flora dan fauna," tambahnya, "tapi juga hubungan-hubungan, identitas dan keterikatan orang-orang terhadap rumah dan tanah mereka yang terkabar dan tak bisa lagi mereka kenali lantaran terbakar api".

Dengan risiko pengungsian dan kelaparan, hidup orang-orang ini juga mengalami risiko, kata Dr. Carmenta mengingatkan.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement