 
                JAKARTA – PB Djarum menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis pada 2020, setelah diprotes oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena menjadikan ajang itu sebagai promosi brand rokok. Namun, untuk audisi tahun ini, Djarum akan menggelar hingga tuntas sampai final.
“Mulai tahun 2020 mendatang, pencarian bakat atlet muda bertalenta di berbagai penjuru negeri, resmi ditiadakan, dan tahun 2019 ini menjadi terakhir kalinya,” tulis PB Djarum dalam laman resmi yayasannya seperti dikutip Okezone, Senin (9/9/2019).
KPAI sebelumnya mendesak PB Djarum menghentikan penggunaan anak sebagai media promosi citra merek dagang rokok Djarum melalui audisi beasiswa bulutangkis.
“Kami sepakat bahwa pengembangan bakat dan minat anak di bidang olahraga bulutangkis harus terus dilakukan, tetapi tidak boleh ada eksploitasi anak,” kata Ketua KPAI Susanto dalam konferensi pers di Jakarta, 1 Agustus 2019.
“Bukan audisinya yang kami minta dihentikan, tetapi eksploitasi anaknya. Kami sepakat bahwa terjadi eksploitasi anak dalam audisi tersebut,” tambah Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty.
Bakti Olahraga Djarum Foundation untuk menjaring calon bintang bulu tangkis masa depan lewat Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis sudah berlangsung sejak 2006.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin dalam acara konferensi pers, pada Sabtu 7 September 2019 di Hotel Aston, Purwokerto, Jawa Tengah, mengungumkan penghentian audisi secara resmi setelah 13 tahun berlangsung.
Acara tersebut dilaksanakan jelang rangkaian kedua audisi umum tahun ini yang diselenggarakan mulai, Minggu hingga Selasa 8-10 September di GOR Satria, Purwokerto.
"Sesuai dengan permintaan pihak terkait, pada audisi kali ini kita menurunkan semua brand PB Djarum. Karena dari pihak PB Djarum sadar untuk mereduksi polemik itu kita menurunkannya. Kedua, kaos yang dibagikan kepada ana-anak tidak akan kami bagikan lagi seperti sebelumnya, dan mereka akan memakai kaos asal klubnya masing-masing, dan itu sudah lebih dari cukup. Kita sudah memutuskannya, tidak ada deal-dealan lagi, diterima atau tidak, kita sudah memutuskan seperti itu," kata Yoppy.
Baca juga: YLKI: Libatkan Anak-Anak dalam Industri Rokok Langgar Regulasi
"Kemudian pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena di tahun 2020 kita memutuskan untuk menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," jelas Yoppy.
Hal ini terjadi akibat polemik yang berkepanjangan sejak beberapa waktu lalu, dimana PB Djarum dituduh melanggar oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang menilai adanya unsur eksploitasi anak, dan mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut.
Baca juga: 23 Ribu Anak Diduga Jadi Korban Eksploitasi Produk Rokok
"Kita sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau, dan tahun lalu pun kita dapat penghargaan sebagai Institusi Olahraga of the Year dari Menpora. Itu bukti nyata kita bukan produk rokok," ujar Yoppy.