Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Melihat Perjuangan Para Perempuan Tangguh Pemadam Karhutla Kalimantan

Melihat Perjuangan Para Perempuan Tangguh Pemadam Karhutla Kalimantan
Sumarni Laman menjadi salah satu perempuan yang terjun langsung memadamkan karhutla di Kalimantan. (Foto: BBC Indonesia)
A
A
A

Kekuatan Perempuan

Delapan jam sehari Sumarni ikut memadamkan api ke lokasi karhutla di Palangkaraya. Ia akan memulai hari dengan mengikuti pengarahan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palangkaraya, sebelum akhirnya meluncur ke lokasi bersama tim relawan dan Taruna Siaga Bencana.

Masker khusus, kacamata, dan sepatu bot setidaknya harus dikenakan setiap bersentuhan dengan titik api.

"Waktu hari pertama padamin api, itu apinya besar sekali dan enggak pakai safety (perlengkapan keamanan)," tutur Sumarni.

"Hari selanjutnya saya sakit seminggu, karena ternyata tidak semudah yang kita kira. Memadamkan api itu asapnya bikin mata sakit, terus asapnya bikin kita susah bernapas, sakit, segala macam."

Baca juga: Diduga Terdampak Kabut Asap, Penderita Asma di Jambi Meninggal Dunia 

Tapi semua itu ia perlu lakukan untuk menghentikan api dan menghapus asap dari udara di sekitarnya.

"Rumahmu itu terbakar, jadi ayo bertindak, lakukan sesuatu. Even if you are small, walaupun kamu seorang perempuan, datang ke lapangan."

"Ya kelihatan susah, ini benar-benar susah, tapi ayo lakukan sesuatu," ajak lulusan Pendidikan Kimia Universitas Palangkaraya itu.

Pesan tersebut juga disuarakan Sola Gratia Sihaloho. Mahasiswi jurusan sistem informatika Akademi Manajemen Komputer dan Informatika (AMKI) Ketapang ini mengharapkan semua orang, terutama perempuan, bisa ikut andil menyelamatkan hutan dan melindungi kesehatan warga.

"Ada kepuasan sendiri. Aku sebagai perempuan, aku bisa melakukan yang banyak orang pikir, 'Kamu perempuan, mana bisa perempuan bawa selang, mana bisa perempuan bawa mesin'."

"Aku puas sama diriku sendiri. Kita perempuan, kita bisa melakukan apa pun," ungkapnya.

Baca juga: Mendagri Minta Kepala Daerah Tidak Ragu Cabut Izin Perusahaan Pembakar Lahan 

Sola juga meminta semua orang untuk benar-benar memahami arti hutan bagi manusia. Ia menuntut siapa pun tidak bersikap egois.

"Bukan cuma saat ini kita butuh hutan. Dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun, bahkan nanti ratusan tahun (lagi) kita butuh hutan. Bukan untuk kita, bukan cuma kita yang menikmati."

"Bukan saat generasi kita selesai, semua orang akan mati. Enggak. Tapi masih ada anak-cucu kita yang akan mewarisi bumi," pungkasnya.

(Hantoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement