Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Keluarga asal Makassar Diselamatkan Pendeta saat Kerusuhan di Wamena

Herman Amiruddin , Jurnalis-Selasa, 01 Oktober 2019 |23:00 WIB
Cerita Keluarga asal Makassar Diselamatkan Pendeta saat Kerusuhan di Wamena
Annur, Warga Asal Makassar yang Jadi Korban Kerusuhan di Wamena, Papua (foto: Okezone/Herman A)
A
A
A

MAKASSAR - Warga asal Makassar yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua terpaksa pulang ke kampung halamannya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Saat ini para korban sudah berada di Makassar untuk tinggal beberapa hari di rumah kerabatnya di Jalan Paccerakkang Makassar. Saat Okezone mendatangi rumah itu, Selasa 1 Oktober 2019, ditemui beberapa keluarga yang baru saja tiba dari Wamena.

Mereka terdiri dari anak-anak dan orang dewas ibu-ibu. Sementara suami-suaminya tidak ikut ke Makassar. Ibu-ibu ini yang melihat bagaimana detik-detik pengrusakan dan pembakaran rumah yang dilakukan sekelompok orang di Wamena.

Annur, Warga asal Makassar yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua (foto: Okezone/Herman A)	 

Mereka menyaksikan dengan mata kepalanya rumah-rumah warga baik pendatang dibakar habis. Massa yang datang membawa parang dan tombak serta bensin yang digunakan siram dan bakar rumah-rumah warga.

Salah satu ibu rumah tangga Annur (40) yang ditemui Okezone di rumah kerabatnya, menceritakan bagaimana awal terjadinya kerusuhan di Wamena. Ia mengatakan, saat terjadinya kerusuhan itu terjadi pada saat pagi hari, tepatnya Senin 23 September 2019.

"Ceritanya itu tidak ada apa tidak ada isu aktivitas berjalan. Semuanya berjalan normal. Pagi-pagi kita antar anak sekolah. Karena hari Senin to jadi mau upacara seperti biasa normal. Hari Senin tanggal 23 itu berjalan normal. Habis antar anak sekolah kemudian pulang rumah seperti biasa," kata Annur kepada Okezone.

Tidak lama kemudian, lanjut Annur, saat baru saja tiba di rumahnya, guru sekolah menelepon memberitahukan bahwa anak SMA menggelar demo besar-besaran. Annur ditelepon oleh pihak guru sekolah agar menjemput anaknya karena ada demo besar-besaran dilakukan siswa SMA pagi itu.

"Saya tidak berpikir panjang saya langsung jemput anak-anak. Gurunya bilang mama Yoga jemput anak ada demo. Saya tidak berpikir panjang saya jemput anak-anak," katanya saat diwawancara.

Demo di Wamena, Papua (foto: Ist) 

Saat jemput anak sekolah itu, lanjut Annur belum terjadi apa-apa. Cuma kata dia, siswa SMA menghancurkan sekolahnya SMA 1 Wamena. Sekolah yang dirusak itu tidak jauh dari Kantor Bupati Wamena.

"Anak saya lihat dan bilang mah anak SMA lempar-lempar pagar sekolah dan ajak anak laki-laki demo. Saya di rumah saat itu saya dengar di telepon mama Yoga kamu di mana di luar ini ribut. Saya disuruh keluar rumah karena sudah ada rumah yang sudah dibakar. Saya tidak mengerti saat itu apakah anak SMA yang bakar atau saya tidak mengerti," jelas Annur menceritakan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement