Pada bulan September, ia membawa putranya ke Rumah Sakit Selatan di Guangzhou untuk mencari tahu apakah putrinya cocok dengan putranya untuk transplantasi sumsum tulang.
Hasilnya positif, tetapi dia disuruh menyiapkan setidaknya 550.000 yuan (sekira Rp1 miliar) untuk prosedur transplantasi.
Untuk menjaga Qingle, Xiao harus berhenti dari pekerjaan konstruksinya dan sekarang mengambil pekerjaan serabutan, termasuk mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang pada malam hari untuk dijual demi uang.
Dia menghasilkan sekitar 3.000 yuan (sekira Rp5,9 juta) sebulan dan telah meminjam lebih dari 30.000 yuan (sekira Rp57 juta) dari teman-teman dan kerabatnya untuk membeli transfusi darah.

Tetangganya dan pemerintah setempat telah menyumbangkan hampir 30.000 yuan (sekira Rp37 juta) untuk membantu keluarga itu. Tetapi angka itu jauh dari biaya operasi.
Qingfeng sangat sangat dekat dengan adiknya. Setelah diberi tahu bahwa sumsum tulangnya bisa menyelamatkan nyawa saudaranya, Qingfeng menghiburnya dan berjanji akan berada di sisinya.
Dia memberi tahu Qingle di bangsal rumah sakitnya, “Jangan takut, dik. Saya pasti akan menyelamatkan kamu. Kita akan bermain petak umpet bersama [lagi saat kamu sehat].”
"Sepanjang saya bisa menyelamatkan adik saya, saya tidak takut darah saya diambil, saya tidak takut sakit," katanya kepada seorang wartawan setempat.
“Harapan terbesar saya adalah agar adik saya cepat sehat sesegera mungkin. Saya ingin bermain dengannya dan pergi ke sekolah bersamanya,” tambahnya.
Keluarga telah membuat halaman urun dana di situs web amal China. Mereka telah menerima sumbangan 24.822 yuan (sekira Rp66 juta).
(Rachmat Fahzry)