Masyarakat Kalbar, diakuinya sejauh ini rata-rata sudah sadar terkait manfaat menyusui dan sudah semakin paham juga semakin kritis bertanya melalui Sosmed AIMI termasuk ke konseling.
Tak sedikit masyarakat yang mengikuti kelas online atau offline AIMI. "Apalagi saat ini informasi tak terbatas kan, jadi mungkin udah banyak dapat informasi secara online juga. biasanya kendala ibu-ibu tu bukan karena males atau ndak mau, biasanya ada merasa masalah menyusui. contoh kasus yang sering ditemui misalnya merasa asinya kurang, banyak yang mengeluh begitu, padahal sebenarnya niscaya ASI akan selalu mencukupi kebutuhan bayi, asal memahami konsep produksi ASI yang semakin banyak dikeluarkan dan disusui akan semakin meningkat juga produksinya," terangnya.
Iapun memberikan tips kepada masyarakat yang memiliki masalah terkait ASI maka mendatangi konsul ke konselor dan kembali semangat menyusu, mendapat dukungan, mengerti konsep produksi ASI maka biasanya para ibu akan kembali banyak asinya.
Dikarenakan kurangnya akses ke konselor atau kurangnya informasi, sehingga banyak yang mencari jalan singkat, yaitu cepat beralih ke cairan pengganti dan menjadi pe er bagi semua pihak.
"Termasuk tenaga kesehatan, AIMI, sehingga memudahkan akses ibu ibu ke konselor sehingga mendapatkan dukungan yang sekarang sedang kami galakkan terutama dukungan suami dan orang orang terdekat untuk menyusui. Karena memang sejauh ini kalau tak didukung, tak disupport ibu bise down, stress dan akhirnya berujung ASI juga mandek," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)