AMSTERDAM - Investigasi internasional terhadap ditembak jatuhnya penerbangan Malaysia Airlines MH17 pada 2014 merilis serangkaian penyadapan telepon pada Kamis. Salah satu rekaman penyadapan itu menunjukkan percakapan antara ajudan utama Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemberontak pro-Rusia yang dituduh sebagai pelaku dalam insiden yang menewaskan 298 orang itu.
Menurut Tim Ivestigasi Gabungan (JIT), percakapan telepon antara pejabat di Moskow dan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur sebagian besar terjadi melalui saluran telepon aman yang disediakan oleh dinas keamanan Rusia, dan semakin intensif menjelang jatuhnya MH17 di paruh pertama Juli 2014.
BACA JUGA: 3 Pria Rusia dan Seorang Warga Ukraina Jadi Tersangka Penembakan Pesawat MH17
"Indikasi hubungan dekat antara para pemimpin DPR (Republik Rakyat Donetsk) dan pejabat pemerintah Rusia menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan keterlibatan mereka dalam penyebaran (rudal), yang menjatuhkan penerbangan MH17 pada 17 Juli 2014," kata JIT sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (15/11/2019).
MH17 ditembakkan dari langit pada 17 Juli 2014, di atas wilayah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia di Ukraina timur saat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Semua 298 penumpangnya tewas.
Puing-puing pesawat Malaysian Airlines MH17. (Reuters)
Tim Investigasi yang dipimpin Belanda mengatakan penyadapan menunjukkan dua pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR), yang didakwa dengan pembunuhan pada Juni, telah melakukan kontak dengan Vladislav Surkov, seorang staf senior Putin, dan Sergey Aksyonov, pemimpin yang ditunjuk Kremlin di Krimea.
Pemerintah Rusia, yang telah membantah terlibat dalam penembakan pesawat tersebut, pada Kamis mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memverifikasi keaslian hasil penyadapan itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan dalam sebuah briefing di Moskow bahwa penyadapan itu mengikuti gelombang "berita palsu" tentang kasus MH17 dan harus ditanggapi dengan skeptis.
Kremlin dan Surkov tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tim investigasi memublikasikan penyadapan panggilan telepon itu di situs webnya dan meminta saksi untuk maju.
Dalam sebuah percakapan pada 3 Juli 2014, jaksa penuntut mengatakan Surkov mengindikasikan bala bantuan akan datang dari Rusia: "Pada Sabtu mereka sudah berangkat ke selatan untuk siap tempur."